LenteraJateng, SEMARANG – Penyandang disabilitas perlu dapat akses vaksinasi Covid-19 karena ada dua faktor. Pertama, tingkat kormobiditas yang tinggi dan kedua, memiliki sistem imun yang lemah.
dr Retty Kharisma Sari Sp PD dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyatakan, keterbatasan disabilitas dalam mendapatkan informasi kesehatan publik.
“Padahal risiko terpapar Covid-19 dan kematian lebih tinggi. Untuk itu vaksinasi bagi kelompok disabilitas harus merupakan prioritas bersama untuk mencegah keparahan dan angka kematian,” kata dr Retty, dalam sebuah webinar, Selasa (14/12/2021).
Ia melanjutkan, terdapat 15 persen penyandang disabilitas di seluruh dunia. Maka sangat penting kelompok tersebut, mendapatkan akses vaksinasi Covid-19.
Ketua Unit Layanan Inklusi Disabilitas (LIDI) Jawa Tengah Edy Supriyanto menyatakan, senang kesadaran terhadap terpenuhinya pemeliharaan kesehatan terhadap penyandang disabilitas.
Menurutnya, pihak LIdi memerlukan lebih banyak materi informasi yang dapat diakses oleh penyandang disabilitas dengan hambatan penglihatan dan teman-teman tuli.
“Kami memerlukan lebih banyak informasi dengan substansi yang sesuai dengan kebutuhan keseharian dan komorbiditas penyandang disabilitas, sehingga informasi terkait dengan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 bisa dipahami,” tuturnya.
Kemitraan Australia – Indonesia, Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) mendukung hal tersebut.
Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam Vaksinasi Covid-19, Penyandang Disabilitas Perlu dapat Akses
Team Leader AIHSP John Leigh menyatakan, sangat mengapresiasi keberhasilan pemerintah Indonesia atas tingginya ketercapaian jumlah penerima vaksin. Tujuan program AIHSP adalah, untuk membantu pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan ketercapaian penerima vaksin, termasuk bagi kelompok-kelompok rentan.
“Kami harap kemitraan ini memberi nilai tambah bagi penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Tengah, terutama bagi kelompok rentan,” tambah John Leigh.
Kemitraan tersebut mulai dengan semiloka, terkait komunikasi risiko dan publik dengan tujuan melakukan persiapan pembuatan materi komunikasi risiko mengenai Covid-19 bagi kelompok disabilitas. Serta membahas isu-isu kelompok tersebut dalam penanganan pandemi dan vaksinasi Covid-19 di Jawa Tengah.
Dalam semiloka ini membahas berbagai materi komunikasi yang lebih aksesibel untuk berbagai disabilitas. Termasuk orang dengan disabilitas sensori (penglihatan, pendengaran) maupun orang yang kurang mobilitasnya (menggunakan kursi roda, kruk, atau tongkat).
Editor : Puthut Ami Luhur