LENTERAJATENG, SEMARANG – Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti mengakui jika kebutuhan air bersih untuk masyarakat utama yang digunakan untuk minum mulai menipis.
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih terutama didaerah rawan kekeringan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menambah enam Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Namun enam pamsismas itu saat ini masih dalam proses pembangunan dan ditargetkan bisa diresmikan pada bulan depan.
Ita sapaan akrabnya menjelaskan penambahan pamsimas itu sebenarnya ada 96 lokasi. Namun yang akan diresmikan dalam waktu dekat baru sebanyak enam lokasi. Pamsimas dibangun di titik-titik yang rawan kekeringan saat musim kemarau di antaranya di wilayah Jabungan, Rowosari, dan Gondoriyo.
“Nanti awal September akan kami tinjau sebelum diresmikan oleh Napak Menteri PUPR,” jelasnya. Usai mengadiri workshop Peningkatan Kapasitas Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KP-SPAMS) di Balai Kota Semarang.
Untuk mengatasi persoalan kekeringan, terutama suplai kebutuhan air bersih memang membutuhkan peran serta KP-SPAMS. Pasalnya, penanganan stunting dan kemiskinan ekstrim berkaitan dengan kebutuhan air bersih dan sanitasi. Ita berharap KP-SPAMS dapat mengelola air bersih secara lebih baik dan profesional.
“BMKG menyampaikan suhu semakin panas. Kemarau lebih dari tiga tahun berturut-turut ke belakang. Sehingga, kita harus prepare dan menjaga,” ucapnya.
Fenomena El Nino dikatakan Ita akan berlangsungnya lebih panjang, bahkan daerah yang rawan kekeringan sudah mulai kekurangan air bersih terutama untuk kebutuhan minum. Dengan kejadian tersebut, diharapkan, KP SPAMS bisa mendorong pengelolaan air bersih dengan baik agar kebutuhan air bersih masyarakat Kota Semarang bisa terpenuhi.
“Dengan adanya workshop, pengelola lebih bagus mengelolanya. Ini musim kemarau dan kering. Pengelola menjaga agar Semarang tidak terjadi kekeringan meluas,” ucapnya. (IDI)