LENTERAJATENG, SEMARANG – Ditargetkan selasai pada akhir tahun ini dan akan beroperasi 2024, Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Semarang terus mengebut pengerjaan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D Mijen, Semarang.
Kepala Distaru Kota Semarang, Irwansyah mengatakan progres pembangunan RSUD Mijen sudah mencapai 41 persen dari rencana awal 18,7 persen hingga akhir Oktober lalu. Atau ada progres plus sebesar 22,3 persen.
Percepatan pembangunan terus dilakukan, dan Irwansyah optimistis RSUD Mijen bisa rampung sesuai target dan diserahterimakan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang pada Januari 2024.
“Serah terima tergantung kepada pimpinan. Tetapi, Januari, kami pastikan sudah siap serah terima,” katanya.
Pembangunan RSUD Mijen saat ini merupakan tahapan akhir atau finishing.
Pembangunan meliputi penambahan ruangan, penambahan instalasi gas medis, dan penyelesaian ruang ICU (intensive care unit). Sedangkan untuk mengisi kelengkapan alat wewenang dari Dinkes.
“Ini banyak alat-alat. Jadi, begitu kepasang sudah selesai. Tahun ini, sudah siap secara bangunan gedung,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Semarang Dokter Abdul Hakam mengaku sebenarnya pihaknya telah meminta tambahan anggaran untuk mempersiapkan operasional RSUD Mijen pada APBD Perubahan 2023. Namun baru bisa dianggarkan pada APBD 2024.
“Kemungkinan besar pada anggaran (APBD) perubahan 2024. Saat ini, infrastruktur dan fasilitas memang belum siap 100 persen,” ungkapnya.
Sudah ada beberapa fasilitas untuk menunjang RSUD memang sudah tersedia, seperti tempat tidur menggunakan bed yang sebelumnya dipakai di isolasi terpusat rumah dinas Wali Kota Semarang saat pandemi COVID-19. Namun masih banyak kebutuhan peralatan lainnya untuk menunjang rumah sakit tipe D, diantaranya kebutuhan IGD dan ICU. Kemudian, dari sisi tenaga medis juga masih perlu penambahan dokter spesialis.
“Infrastruktur dan fasilitas belum ‘ready’ 100 persen. RS tidak hanya butuh dokter umum, tapi juga (dokter) spesialis. Kalau untuk mengaktifkan IGD (instalasi gawat darurat) dan rawat jalan bisa. Tahun depan, mudah-mudahan bisa dilaksanakan,” katanya.
Selain dokter spesialis, kata dia, diperlukan tenaga gizi dan ahli masak untuk pelayanan RS tipe D, sedangkan untuk perawat dan bidan bisa diambilkan dari puskesmas. (IDI)