LENTERAJATENG, SEMARANG – Gerhana matahari parsial terpantau tampak di langit Kota Semarang pada Kamis (20/4/2023). Meski cuaca berawan bahkan mendung, tidak mengurangi antusias para penikmat fenomena antariksa ini.
Gerhana matahari parsial merupakan salah satu fenomena yang langka. Diperkirakan, terjadinya gerhana matahari hanya berlangsung setiap 27 tahun sekali.
Terlebih, momen gerhana matahari di tahun 2023 ini merupakan fenomena gerhana matahari hibrida. Yakni kondisi campuran gerhana cincin sekaligus total.
Wilayah yang terjadi dia fenomena sekaligus ini berada di Biak, Papua. Sedangkan yang melintasi Kota Semarang dan Jawa Tengah berada di areal magnitudo hampir separuh dari matahari dengan magnitudo 49 atau 50 persen saja.
Kepala Planetarium UIN Walisongo, Syifaul Anam menuturkan, puncak gerhana matahari terjadi pada 10.50 WIB dan muncul kembali pada pukul 11.15 WIB.
Sedangkan kontak pertama antara matahari dan bulan adalah pukul 9.29 WIB. Sehingga total terjadinya gerhana matahari parsial memakan waktu hampir tiga jam lamanya.
“Macam-macam gerhana tergantung geometri jarak matahari dan bulan. Semakin jauh akan tertutupi. Semakin dekat hanya sebagian saja. Itu hanya terjadi di Indonesia bagian timur,” bebernya saat ditemui di Planetarium UIN Walisongo, Kamis (20/4/2023).
Pengamatan yang dilakukan di Planetarium UIN Walisongo juga terbuka bagi masyarakat umum. Masyarakat yang hendak ikut melakukan pengamatan bisa menggunakan teleskop maupun kacamata khusus untuk melihat matahari.
Puluhan orang tampak memadati area rooftop Planetarium UIN Walisongo. Secara bergantian, mereka melihat gerhana melalui teleskop yang disediakan.
Pengelola juga menyediakan sejumlah merchandise yang dapat digunakan untuk mengamati gerhana matahari. Seperi kacamata khusus untuk melihat matahari.
Rita, seorang ibu rumah tangga membawa sang putra untuk ikut dalam pengamatan gerhana matahari ini. Warga Mijen tersebut sejak pagi telah ikut mengantri untuk melihat gerhana melalui teleskop.
“Kesini naik transportasi umum. Sebelumnya pernah lihat fenomena bulan beku. Tadi sudah lihat (gerhana), bentuknya seperti sabit,” tandasnya.