LENTERAJATENG, UNGARAN – Warga Dusun Dalaman, Desa Kenteng, Kecamatan Susukan sejak pagi berbondong-bondong menuju ke sebuah sumber mata air. Mata air yang terletak di ujung desa ini merupakan sumber penghidupan masyarakat setempat.
Sembari menjinjing alat-alat kebersihan, para warga Dalaman juga membawa bekal nasi. Bekal dengan lauk ayam, ikan asin, tahu, tempe beserta urap gudangan itu nantinya akan dimakan bersama-sama warga lainnya.
Tradisi yang rutin dilakukan setiap satu tahun sekali mereka sebut dengan iriban. Iriban merupakan tradisi Jawa untuk membersihkan sumber mata air yang ada di sekitar mereka.
Masyarakat di Dusun Dalaman rutin melaksanakan iriban setelah masa panen usai. Mata air dengan nama Sendang Tlogo itu memiliki tiga tempat penampungan.
Sendang yang pertama merupakan sumber mata air utama. Sedangkan penampungan kedua digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari dan yang ketiga untuk mengairi sawah dan pertanian.
Sendang-sendang ini berada di bawah rimbunnya pepohonan dan dekat dengan persawahan.
Kepala Dusun Dalaman, Habib Mas’ud menuturkan iriban ini merupakan wujud rasa syukur karena sendang Tlogo melimpah dan mampu mengaliri lahan pertanian mereka dengan baik.
“Tradisi ini merupakan sedekah atas panen yang dihasilkan di sawah dan mata air di telaga ini. Untuk harinya tidak pasti karena kita menunggu sawah panen dulu lalu kita bisa mengadakan iriban serta dua kali panen dulu,” kata Habib, Minggu (4/12/2022).
Ia menjelaskan, tradisi ini diikuti oleh semua warga Dusun Dalaman yang jumlahnya sekitar 300 orang. Menurut Habib, tradisi iriban sudah digelar secara turun-temurun dari nenek moyang.
Menangkap Ikan, Meriahnya Tradisi Iriban Warga Dusun Dalaman
Bersih-bersih diawali dengan membabat rumput-rumput dan tanaman liar di tepian sendang. Setelahnya, warga akan beramai-ramai menangkap ikan yang sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam sendang.
Menangkap ikan di sendang Tlogo ini bertujuan agar endapan atau lumpur yang ada di sendang bisa hilang.
“Penangkapan ikan ini dari dulu bertujuan agar endapan lumpur di bawah bisa terombang-ambing dan bisa ikut keluar. Jadi sekalian membersihkan sendang sekalian mengambil ikan,” bebernya.
Sementara itu, warga Dusun Dalaman, Aan Subiyanto mengungkapkan bahwa tradisi ini sangat ditunggu oleh para warga.
“Tradisi atau acara ini sangat meriah sekali dan tentunya disambut oleh antusias masyarakat di sekitar,” kata Aan.
Saat mengambil ikan, para warga harus menangkap dengan tangan, tidak boleh menggunakan alat tangkap apapun.
“Kami sudah memberikan arahan kepada warga agar pengambilan ikannya cukup pakai tangan kosong saja,” tandasnya.
Warga yang sudah bersiap di tepi sendang langsung berhamburan ketika waktu menangkap ikan dimulai. Orangtua hingga anak-anak turut serta berlomba-lomba menangkap ikan yang ada.
Tak sedikit dari mereka yang juga saling mencipratkan air ke satu sama lain. Hingga akhirnya lumpur dan endapan di sendang bisa naik ke permukaan dan dapat dibersihkan dengan tuntas.