LenteraJateng, SEMARANG – Mahasiswi Unika Soegijapranata ini beberkan cara lebih mudah buat ruang metaverse dengan menggunakan aplikasi Blender. Maria Kineta, mahasiswi Sistem Informasi Unika Soegijapranata ini awalnya mengajukan skripsi dengan tema pembayaran digital atau financial technology.
Dosen pembimbingnya justru memintanya menulis sebuah buku mengenai metaverse. Buku pertama “Pembuatan Asset dan Ruang Metaverse” rampung dalam waktu sekitar 45 hari.
Ketika menulis buku pertama, ia tidak sadar sekaligus melakukan riset dan menemukan cara lebih mudah untuk membuat ruang di dunia metaverse. Mahasiswi Unika Soegijapranata ini, saat menulis buku pertama merasa berat ketika menggunakan Hubs dan Spoke yang dibangun Modzilla.
“Selain berat, membuat bangunan seperti menyusun lego dan ketika ingin bentuk yang aneh-aneh, tidak bisa mengerjakan dengan Hubs dan Spoke. Karena template-nya terbatas,” kata dara dengan sapaan akrab Neta.
Ia kemudian melihat di website Hubs dan Spoke, ternyata membuat ruang metaverse tidak harus menggunakan hubs dan spoke tetapi juga aplikasi Blender. Aplikasi Blender menurut Neta, sangat ringan dan bersifat open source serta dapat diunduh secara gratis.
“Memakai aplikasi Blender juga tidak sekaku menggunakan Hubs dan Spoke, kelebihannya kagi bisa mengkreasikan bentuk yang kami inginkan secara mandiri,” tuturnya.
Dengan aplikasi Blender, kreator juga akan lebih mudah melakukan pengukuran ketika akan membuat ruangan metaverse. Kreator langsung bisa mengaplikasikan seperti ukuran asli di dunia nyata ke metaverse, sehingga hasilnya benar-benar menyerupai di dunia nyata.
Ini bisa dilakukan, karena menggunakan aplikasi Blender satuan ukuran yang digunakan adalah meter sedangkan di Hubs dan Spoke menggunakan grid. Menggunakan Hubs dan spoke, selain berat, kaku, terbatas dan susah memperkirakan ukurannya.
Tentang Buku Neta, Mahasiswi Ini Beberkan Cara Mudah Buat Ruang Metaverse
Lalu apakah buku ini tidak seperti tutorial aplikasi Blender lainnya, Neta memastikan berbeda dengan yang sudah ada. Menurutnya, tutorial yang sudah ada sangat lengkap dan demikian juga dokumentasinya daripada yang ada di bukunya.
“Tetapi saya berusaha menjelaskan dengan kata-kata yang simple dan mudah dimengerti. Serinci mungkin dan fokus pada metaverse,” tutur Neta.
Aplikasi Blender ini bisa untuk berbagai macam kebutuhan, aplikasi membuat gambar 3D ini juga untuk membuat animasi dan spesial effect. Tulisan di bukunya, sangat fokus pada pembuatan ruangan metaverse dengan aplikasi Blender.
“Banyak juga tutorial membuat ruangan tetapi jarang yang menyambungkannya ke metaverse,” tambahnya.
Selain aplikasi Blender, ada aplikasi lain yang bisa untuk membuat ruangan di metaverse. Yaitu aplikasi Autodesk 3D, tetapi menurut Neta sama beratnya ketika menginstall dan menggunakannya.
Neta pun menuliskan, pengalaman-pengalamannya tersebut ke dalam buku keduanya “Pembuatan Ruang Metaverse Menggunakan Blender.” Saat ini, ia tengah menyusun buku ketiga dan keempatnya.
Ia mengaku, belajar menggunakan aplikasi Blender dalam satu bulan dan menuliskannya dalam satu buku dalam satu pekan saja. Menulis buku kali ini, merupakan pengalaman keduanya setelah buku “Pembuatan Asset dan Ruang Metaverse.”
Pengalamannya, sama dengan mahasiswa Sistem Informasi lainnya yang mempunyai kewajiban menyusun sebuah buku. Bedanya, saat itu hanya menulis satu bab sedangkan kali ini satu buku utuh.
Neta selain menulis buku mengenai metaverse, ia juga terlibat aktif dalam Tim Kedaireka Unika Soegijapranata yang akan memamerkan Batik Lasem di Metaverse. Bersama Prof Dr Ridwan Sanjaya MS IEC, Dr Theresia Dwi Hastuti dan Freddy Koeswoyo MSi.