LenteraJateng, SEMARANG – Melalui The Soegijapranata Institute, Unika Soegijapranata Semarang selenggarakan webinar “Membangun Perdamaian dan Kebangsaan Indonesia dalam Perspektif Mgr Albertus Soegijapranata” melalui zoom cloud meeting pada Senin, (28/32022).
Webinar tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni seorang sejarawan Anhar Gonggong dan artis yang berperan dalam film “Soegija” Olga Lydia dan dimoderatori oleh Romo Aloys Budi Purnomo Pr.
Rektor Unika Soegijapranata Semarang Dr Ferdinandus Hindiarto SPsi MSi mengucapkan terimakasih pada the Soegijapranata institute yang telah mengadakan webinar tersebut dan kepada narasumber karena telah meluangkan waktu untuk hadir.
Menurutnya, tulisan-tulisan Albertus Soegijapranata dapat juga menjadi pedoman hidup warga negara Indonesia.
“Semakin membaca teks Romo Soegijapranata, semakin Indonesia. Sangat mempengaruhi getaran jiwa saya, ketika membaca naskah-naskah itu. Saya pikir bisa menjadi pedoman hidup bagi bangsa ini dalam banyak dimensi,” kata Dr Ferdinand.
Sementara Anhar Gonggong menyampaikan bahwa, Soegijapranata menunjukan perspektif bagaimana menjadi warga negara Indonesia yang baik sementara di sisi lain menjadi seorang pemeluk Katolik yang baik.
“Dengan mengingat ucapan Romo Soegija, 100 persen Katolik, 100 persen Indonesia. Itu saja sudah menunjukan beliau betapa memberikan suatu perspektif bagaimana kita memahami diri sebagai warga negara, sebagai orang memiliki kepercayaan dan keagamaan,” tuturnya.
Anhar Gonggong juga mengatakan bahwa dengan keberagaman di Indonesia ini, bukan berarti seorang menjadi bagian dari suatu golongan saja, namun menjadi bagian dari keseluruhan kompleksitas yang ada.
“Kebinekhaan dan kemajemukan kita, dalam bidang agama tidak menyebabkan merasa bahwa saya hanya bagian dari agama itu, tapi saya adalah bagian dari keseluruhan sebagai bangsa Indonesia dan saya mempunyai kewajiban untuk mempertahankan kelangsungan bersama didalam negara yang bernama Indonesia,” tuturnya.
Sementara Olga Lydia menyampaikan, bagaimana Soegijapranata membuktikan secara nyata bahwa sebagai pemeluk Katolik yang baik, bahkan menjadi uskup pribumi pada saat itu, dan menjadi warga negara yang nasionalis.
“Untuk menjadi orang Katolik yang baik, kita tentunya juga menjadi warga negara yang baik, dan menjalankan segala kewajiban kita sebagai negara. Itu adalah sebuah tagline kebangsaaan kepada seluruh masyarakat. dan ia buktikan juga saat pemerintah Indonesia berpindah, dari Jakarta ke Yogyakarta,” kata Olga.
Editor: Puthut Ami Luhur