LENTERAJATENG, SRAGEN – Komisi E DPRD Jateng mengapresiasi, upaya memperbaiki bangunan Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Intelektual Raharjo di Sragen.
Dinas Sosial Jateng diharapkan, bisa segera menyusun rancangan anggaran perbaikan supaya pembahasan APBD bisa disetujui DPRD.
Wakil Ketua Komisi E Abdul Aziz menyatakan, agar Dinas Sosial Jateng segera menyusun rancangan anggaran perbaikan bangunan panti, agar bisa dibahas dan masuk dalam APBD. Sisi lain, ia mengapresiasi upaya perbaikan yang sedang dilakukan.
“Segera disusun anggarannya. Kami mendukung usaha untuk memperbaiki maupun meningkatkan sarana dan prasaran panti sosial yang ada di Jateng,” kata Abdul Aziz, saat berkunjung ke Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Intelektual Raharjo, Sragen, Jumat (3/11/2023).
Abdul Aziz pun menyatakan, pihaknya siap mengawal dan menyutujui pengusulan anggaran. Bahkan Komisi E pada kesempatan itu meninjau langsung sejumlah ruangan, dan bercengkerama dengan penghuni panti
Kepala Bidang Rehabilitasi Panti Sosial Dinsos Jateng Isriyadi Widodo memaparkan, anggaran untuk sarpras di semua panti tidak terlalu besar, salah satunya di Panti Raharjo.
Dengan dukungan DPRD Jateng, diharapkan ada perhatian anggaran supaya pihak Dinas Sosial bisa mengupayakan perbaikan dan penanganan panti yang sebagian besar mengeluhkan kerusakan bangunan.
“Panti Raharjo bertipe A dengan multipelayanan. Terdapat empat panti sosial di bawah penanganannya. Yakni panti sosial disabilitas, lansia, dan anak terlantar. Tempatnya menyebar dan sebagian bangunannya rusak,” katanya.
Sementara Kepaa Panti Panti Valentina Murwakani Budi Y menjelaskan, sebagian besar bangunan panti tidak representatif bagi penanganan masalah sosial.
Antara lain, Panti Pelayanan Sosial untuk lansia di Desa Mojomulyo, kondisinya butuh perawatan. Pelayanan anak terlantar di Jalan Kartini juga butuh perhatian.
Bahkan Panti Disabilitas di Desa Gondang menggunakan bangunan bekas pabrik gula. Di tempat itu sarana dan prasarananya terbilang memprihatinkan.
Ia memberi contoh, kurang ada tempat pengamanan bagi penyandang disabilitas, serta alat-alat bantu yang memadai.
Tak hanya dari sisi sarana dan prasarana saja lanjut Valentina, keterbatasan SDM juga turut mempengaruhi. Secara keseluruhan ada 100 orang penerima manfaat yang menghuni panti, sementara jumlah SDM ada 47 orang.
“Ini permasalahan di Panti Sosial Raharjo. Di Panti di Desa Gondang karena bekas pabrik, konsep bangunannya masih ala kadarnya,” tuturnya.(anf)