LenteraJateng, SEMARANG – Klenteng Besar Tay Kak Sie haruskan umat yang akan beribadah doa awal tahun, mematuhi protokol kesehatan (Prokes). Mengingat Tahun Baru Imlek 2022, masih di tengah pandemi Covid-19 dengan varian baru, Omicron.
Pengurus Klenteng Tay Kak Sie Andre, menyampaikan hal itu, mengingat biasanya banyak umat yang beribadah awal tahun. Sejak beberapa hari lalu, ia bersama para pengurus lainnya, menyiapkan segala sesuatunya untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2573 ini.
“Untuk protokol kesehatan sudah kami siapkan bilik desinfektan di depan. Kalau lebih dari 50 orang nanti ada pembatasan,” kata Andre kepada LenteraJateng, Senin (31/1/2022).
Kapasitas normal di Klenteng Tay Kak Sie, lanjut Andre berjumlah 100 orang. Namun karena pembatasan menjadi 50 persen, maka untuk ibadah hanya boleh 50 orang yang masuk sembahyang di dalam klenteng.
“Umat nanti tidak monoton di satu titik saja, jadi berpindah-pindah, tidak melihat satu tujuan atau satu altar saja,” tambahnya.
Andre menuturkan, sejak pandemi melanda pada 2020 lalu, perayaan pertunjukan Barongsai ditiadakan. Pihaknya tidak menyelenggarakan kegiatan yang berpotensi mengundang kerumunan massa.
“Kami juga mengikuti anjuran dari pemerintah untuk berkegiatan di dalam ruangan. Supaya mudah untuk tracing,” tambahnya.
Pantauan LenteraJateng di lapangan, ibadah mulai pada pukul 00.00 WIB, dengan pemukulan bedug dan teng (lonceng besar) yang ada di dalam klenteng.
Terlihat, puluhan umat mengikuti rangkaian prosesi perayaan tahun baru dipimpin oleh Andre. Mereka menggunakan masker dan menjaga jarak antar umat yang bersembahyang.
Tak hanya itu, lampion berwarna merah menghiasi atap klenteng berpadu dengan lilin berbagai ukuran di setiap sudut klenteng Tay Kak Sie.
Anton (38) mengaku, ibadah Imlek tahun ini antusias umat Konghuchu cukup antusias. Mengingat prediksi tahun Macan Air yang menandakan keadaan membaik dari tahun sebelumnya.
“Pembatasan ibadah tidak masalah, yang penting niat dan hatinya,” tambahnya selepas sembahyang.
Ia berharap, tahun ini bisa membaik dan Covid-19 bisa mereda, perekonomian Indonesia juga bisa pulih.
Editor : Puthut Ami Luhur