LenteraJateng, SEMARANG – Akibat tak anggarkan biaya perawatan pembangunan, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau akrab dengan sapaan Hendi tegur para Camat dan Lurah. Hendi, sapaan akrabnya, meminta kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tak hanya membahas soal usulan pembangunan saja.
Hendi menegaskan agar forum musyawarah berjenjang yang setiap tahun itu juga membahas terkait perawatan pembangunan yang telah rampung. Ia menyoroti banyaknya hasil pembangunan yang kondisinya tidak terawat, terutama fasilitas publik.
“Padahal sekarang ini di Kota Semarang setiap Kelurahan alokasi anggaran minimal Rp 1 milyar, dan Kecamatan minimal Rp 2 milyar. Harusnya pada saat musrenbang ada ploting untuk biaya perawatan,” tegasnya.
Maka Hendi tegur Lurah dan Camat, karena hanya bisa mengajukan anggaran pembangunan tetapi setelah itu tidak ada perawatan sama sekali. Mereka beralasan tidak ada biaya perawatan, padahal setiap Kelurahan dan Kecamatan di Kota Semarang, ada anggaran yang Pemkot kucurkan.
Hendi Tegur Camat dan Lurah, Minta Komunikasi ke Dinas Terkait
Hendi juga menekankan agar jajarannya meningkatkan komunikasi antar instansi dalam mengupayakan pembangunan untuk Kota Semarang agar menjadi semakin hebat. Bila anggaran Kelurahan dan Kecamatan tidak mampu merealisasikan usulan pembangunan masyarakat, maka ia minta segera mengkomunikasikan kepada dinas yang memiliki anggaran lebih besar.
“Biar diurus oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Tata Ruang juga masih punya beberapa anggaran tambahan untuk membangun,” jelas Hendi.
Sisi lain, Hendi juga meminta masyarakat untuk dapat ikut bergerak bersama merawat hasil pembangunan, seperti misalnya dengan menjaga kebersihan lingkungan.
“Ini merupakan kota kita sendiri maka kita harus rawat lingkungan kita sendiri. Saya sebagai saudara, mengingatkan bahwa hal-hal seperti ini memang sepertinya sepele, tapi memiliki dampak yang sangat baik dalam menjaga tren positif pembangunan di Kota Semarang,” ujar Hendi.
Ia juga meminta pelaku UMKM dan retail modern untuk dapat aktif membersihkan lingkungan masing-masing. Bahkan, standar kebersihan di halaman pelaku UMKM dan retail modern harus dalam kondisi bersih setiap jam 6 pagi.
“Bagi yang jualan untuk turut andil dalam membersihkan sampahnya masing-masing, kita ajak bekerja sama membersihkan tempat jualan masing-masing,” ujarnya.
Editor: Puthut Ami Luhur