LenteraJateng, PURWOKERTO — Sosiolog Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Nanang Martono sampaikan hari buku nasional adalah momentum mendorong siswa untuk budayakan membaca.
Perlunya kebiasaan baru untuk membaca buku seperti pemberian tugas pada para siswa meringkas buku dan membuat buku resensi.
“Hari buku nasional yang peringati setiap 17 Mei merupakan momentum untuk membiasakan siswa makin sering membaca buku,” kata Nanang Martono.
Perubahan teknologi informasi dan komunikasi juga berpengaruh pada perubahan bentuk buku. Sehingga lanjut dia, siswa dapat juga membaca buku elektronik melalui gawai.
“Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong hadirnya buku dalam bentuk buku elektronik,” kata Dosen Sosiologi Unsoed itu.
“Jadi, sebagai bentuk adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, penekanannya adalah bagaimana memotivasi siswa agar mereka mau membaca buku, entah buku cetak atau buku elektronik,” ujarnya.
Menurut Nanang, perlunya kebiasaan membaca buku semua pendidik dan peserta didik dari tingkat dasar hingga yang berada di bangku kuliah.
“Pada dasarnya sama, bagi siswa sekolah di tingkat dasar maupun tingkat atas hingga mahasiswa, guru atau dosen perlu mewajibkan siswa membaca dengan memberi tugas membaca, lomba menuliskan resensi, meringkas buku, dan banyak kegiatan lainnya yang terkait dengan upaya mendorong siswa gemar membaca” paparnya.
Ia berharap ke depannya membaca buku adalah sebagai gaya hidup baik siswa mahasiswa ataupun tenaga pendidik.
“Harapannya dengan adanya program untuk membiasakan siswa atau mahasiswa membaca buku, mereka akan menjadikan aktivitas membaca sebagai gaya hidup dan akan rutin mempraktikkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.
Editor: Puthut Ami Luhur