LenteraJateng, UNGARAN – Sejak pagi, terlihat warga berbondong-bondong datang untuk menonton Gebyar Budaya Kopeng 2022 di lapangan desa. Walau mereka mesti rela mengantre lantaran kendaraan bermotor juga memenuhi jalanan.
Maklum, setelah dua tahun pandemi, kegiatan sebesar ini baru bisa terlaksana di Desa Kopeng.
Suasana sejuk menyelimuti lapangan desa mengingat lokasinya berada persis di kaki Gunung Merbabu. Warga setempat mulai memadati area lapangan yang cukup luas itu.
Cuaca cerah juga semakin mendukung meriahnya acara, terbukti dengan pemandangan puncak Merbabu yang nampak dari bawah.
Di lapangan desa, panggung pentas telah disiapkan dengan dekorasi yang terbuat dari tali rami. Ada yang berbentuk gunungan, ada juga yang menyerupai wayang Pandawa Lima.
Puluhan tenda berisikan aneka kuliner dan hasil UMKM di daerah Kopeng juga turut memeriahkan acara.
Acara diawali dengan pembentangan bendera merah putih sejauh satu kilometer sepanjang jalan Wisata Kopeng. Kemudian berlanjut dengan puzzle mop merah putih yang melibatkan 1.600 talent dan tarian prajuritan massal.
Setelah rangkaian tersebut selesai, acara kembali meriah dengan karnaval kendaraan hias yang mengitari sekitar Desa Kopeng. Ada yang menghiasinya seperti mobil perang, helikopter, ogoh-ogoh, bahkan gunungan sayur.
Agenda Tahunan, Gebyar Budaya Kopeng 2022
Agus Surolawe, Seksi Acara Gebyar Budaya Kopeng 2022 menjelaskan, sebagai agenda tahunan, kegiatan ini memang sebagai hiburan untuk warga dan masyarakat setempat.
“Tadinya tidak terpikir akan membuat sebesar ini, tapi ternyata jadi besar sekali. Antusias warga dan partisipasi dari TNI/Polri juga luar biasa,” kata Agus, Kamis (18/8/2022.
Banyak unsur yang ikut terlibat antaranya warga, anak sekolah, dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Selain itu, helatan Gebyar Budaya Kopeng 2022 merupakan acara untuk menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke-77.
Terpisah, Bupati Semarang Ngesti Nugroho menyampaikan, kegiatan hari ini merupakan cara untuk melestarikan kesenian budaya. Hingga akhir September nanti, karnaval dan kegiatan seni budaya masih terus berlangsung di Kabupaten Semarang.
“Kita punya kewajiban mengisi kemerdekaan dengan menjaga gotong royong, persatuan, kesatuan dan kebersamaan,” tandasnya.