LENTERAJATENG, SEMARANG – Komisi D DPRD Kota Semarang melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) untuk meninjau pembangunan SMPN 16. Dalam tinjuan itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo menilai pintu ruang kelas kurang sesuai standar.
“Pintunya kami lihat sangat tipis. Menurut kami sepertinya belum standar. Kami tidak melihat gambar rencana seperti apa,” jelasnya.
Anggaran pembangunan SMPN 16 Semarang berasal dari dua sumber yaitu dari APBN yang merupakan kompensasi tukar guling lahan dan APBD. Pembangunan dengan dana APBN ini sudah selesai dan masih dalam masa pemeliharaan. Ada 24 ruang kelas baru (RKB) yang dibangun.
Pembangunan SMPN 16 Semarang dilakukan di lahan baru hasil dari tukar guling lahan dengan PT Jasa Marga atas dampak pembangunan tol Semarang – Batang.
Politisi Partai Golkar itu meminta agar Dinas Pendidikan (Disdik) melakukan pengecekan ulang untuk memastikan pembangunan standar dan tidak terkesan asal-asalan.
” Kami minta supaya dilihat. Kalau tidak sesuai, kami minta bongkar. Ini tahap pertama dari Jasa Marga atau anggaran APBN,” imbuhnya.
Anang menjelaskan untuk pembangunan tahap kedua dibangun menggunakan APBD. Saat ini, tahap kedua sudah mulai dilakukan meliputi pembangunan fasad dan beberapa RKB. Dia meminta kontruksi benar-benar sesuai standar.
Pasalnya, pembangunan ini untuk anak sekolah sehingga harus dipastikan tidak menimbulkan persoalan, misalnya bangunan roboh, fasad mudah rusak dan membahayakan siswa. Setelah tahap kedua selesai, pembangunan akan dilanjutkan tahap ketiga memggunakan anggaran APBD.
“Kalau kontruksi (tahap pertama) nampaknya tidak ada retakan. Tapi, kami tunggu sampai September. Kontruksi ini 80 sentimeter. Kemudian, catatan kami apakah atapnya tempias,” sebutnya.
Pihaknya berharap pembangunan bisa selesai sesuai target, karena saat ini juga akan dilakukan dibangunnya gerbang tol di lokasi SMPN 16 yang lama. Secara keseluruhan, pembangunan gedung SMP Negeri 16 sampai tahap ketiga menghabiskan anggaran kurang lebih sebesar Rp 30 miliar. Dia berharap, fasilitas bisa lengkap hingga pembangunan tahap ketiga nanti.
“Kami ingin sekolah ini jadi sekolah yang by desain. Direncanakan dengan fasilitas lengkap. Tidak sekolah bertumbuh. Tahap ketiga 2024 anggaran murni. Di KUA PPAS sudah masuk,” ucapnya. (IDI)