LENTERAJATENG, SEMARANG – DPRD Kota Semarang mendoront UMKM naik kelas lewat digitalisasi dan regulasi yang ramah dan mudah.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Wahyoe Winarto menekankan, pentingnya dukungan nyata bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa naik kelas. Menurutnya, UMKM memiliki peran besar dalam mendorong ekonomi kreatif sekaligus membuka peluang usaha baru di kota ini.
“Jangan sampai regulasi justru menyulitkan mereka. Pemerintah harus hadir dengan pendampingan, fasilitas, akses permodalan, hingga jaminan keamanan dalam berusaha,” katanya, dalam Dialog Interaktif Kembangkan Ekonomi Kreatif, Saatnya UMKM Naik Kelas, di Fave Hotel Semarang, Kamis (18/9/2025).
Liluk sapaan akrab Wakil Ketua DPRD Kota Semarang itu menambahkan, pemangkasan regulasi yang dianggap menghambat juga menjadi kunci penting. Ia menilai, kemudahan perizinan dan dukungan dari berbagai stakeholder, termasuk perusahaan besar, dapat memperkuat pemasaran produk UMKM lokal.
Selain regulasi menurutnya, UMKM juga perlu melakukan pemanfaatan teknologi digital. Liluk melanjutkan, era digitalisasi membuka peluang bagi UMKM untuk berkembang tanpa terbatas ruang fisik.
“Kalau dulu cari lokasi usaha strategis itu mahal, sekarang ada platform digital seperti layanan pesan-antar yang bisa dimanfaatkan. Tantangannya, UMKM dituntut lebih kreatif dan tidak bergantung hanya pada pemerintah,” tuturnya.
Ia berharap, kolaborasi antara pemerintah, swasta dan pelaku dapat menciptakan ekosistem yang kondusif sehingga UMKM Semarang tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas.
Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi (Dinkop) Kota Semarang Muhammad Waluyo Sejati menyebut, telah menyiapkan strategi dengan konsep 4P. Program ini diinisiasi untuk menampung pelaku usaha, mulai dari pemula, menengah, hingga yang sudah mahir.
“Pendampingan dilakukan sejak tahap dasar, seperti sertifikasi produk, packaging, hingga sertifikasi halal dan hak kekayaan intelektual,” tutur Waluyo.
Tidak hanya itu, Dinkop juga membuka akses bagi UMKM untuk mengikuti pameran, baik secara offline maupun online, termasuk melalui program inkubasi. Inkubasi ini dipilih secara ketat dengan tujuan agar UMKM yang sudah siap bisa lebih mudah menembus pasar internasional.
Hasilnya, dari 100 pelaku UMKM yang difasilitasi, sebanyak 13 di antaranya berhasil masuk ke jaringan perdagangan internasional.
“setiap pelaku usaha yang mengikuti program wajib ber-KTP Semarang dan memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai syarat legalitas,” tuturnya.
Produk yang difasilitasi sangat beragam, mulai dari olahan bandeng, ketela, abon, hingga produk kreatif seperti batik, rajut, dan perca.
Untuk pemasaran, Dinkop juga menggandeng berbagai platform digital untuk memberikan pelatihan kepada UMKM. Pihaknya juga mengajak pelaku UMKM untuk kreatif membuat konten menarik. Tujuannya, untuk mendorong inovasi sekaligus memperluas jangkauan pemasaran.