LENTERAJATENG, SEMARANG – DPRD Kota Semarang menilai penerapan bus listrik di layanan Trans Semarang, harus dilakukan dengan kehati-hatian tinggi. Meski dianggap sebagai terobosan penting menuju transportasi rendah emisi, Komisi C DPRD Kota Semarang menegaskan, keberhasilan program justru ditentukan oleh kesiapan teknis dan operasional yang tidak boleh setengah-setengah.
Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Rukiyanto menekankan, inovasi memang dinantikan masyarakat. Hanya saja, implementasinya tidak boleh memunculkan masalah baru di lapangan.
Ia menegaskan, perlunya kajian detail sebelum bus listrik benar-benar beroperasi di dua koridor utama.
“Pelaksanaannya perlu kajian matang, terutama terkait sarana dan prasarana. Jangan sampai penerapan bus listrik justru mengganggu layanan yang sudah berjalan,” katanya, Jumat (14/11/2025).
Menurutnta, kesiapan vendor pada koridor 1 dan 5, karakteristik rute, serta ketersediaan fasilitas pengisian daya menjadi faktor krusial. Tanpa kejelasan soal itu, uji coba dapat berisiko mengganggu kestabilan operasional Trans Semarang yang sudah lama berjalan dengan sistem terintegrasi.
Komisi C menekankan, penerapan bus listrik harus sejalan dengan kapasitas armada, kemampuan operator, serta infrastruktur pendukung yang belum sepenuhnya tersedia.
Pihaknnya telah melakukan kunjungan lapangan, di Terminal Mangkang sebagai bentuk pengawasan agar proses pengambilan keputusan didasarkan pada data yang objektif, bukan semata-mata target program.
Sisi lain, BLU Trans Semarang mengakui bahwa uji coba masih berada pada tahap awal. Kepala BLU Haris Setyo Yunanto menyampaikan, semua hasil uji coba akan dibawa ke pimpinan dalam bentuk laporan resmi sebelum dibahas lebih jauh untuk penetapan kebijakan.
“Kami fokus pada uji coba. Hasilnya akan dilaporkan secara tertulis kepada pimpinan. Harapan kami, bus listrik dapat digunakan secara optimal untuk mendukung mobilitas ramah lingkungan,” tuturnya.