LENTERAJATENG, SEMARANG – Perumahan Dinar Indah di Kelurahan Meteseh, Tembalang diketahui tak berijin sebagai pemukiman. Untuk itu, Pemkot Semarang mengupayakan relokasi bagi warga Dinar Indah yang terdampak banjir.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menuturkan, pihaknya saat ini tengah mangajukan permohonan untuk membangun rumah susun kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyar (PUPR).
“Karena memang sebenarnya kan Perumahan Dinar Indah itu bukan untuk perumahan. Perumahan tersebut tidak berijin,” kata dia melalui pesan singkat, Senin (20/2/2023).
Ita, sapaan akrabnya menjelaskan, sejumlah upaya lainnya juga dilakukan. Seperti penanganan sementara bersama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana.
“BBWS dan Pemkot Semarang bersama-sama untuk memasang bronjong dan bambu, diberi sandbag. Untuk menambal dan membangun kembali tanggul, belum memungkinkan karena masih musim penghujan,” lanjut Ita.
Upaya lainnya ke depan, yakni akan melebarkan belokan sungai dan mengeruk sedimentasi yang ada di sekitar Kali Pengkol.
“Kemudian saya sudah matur ke Pak Gub untuk diadakan rakor lintas daerah. Mengingat permasalahan juga ada di hulu sungai di Kabupaten Semarang,” pungkasnya.
Di awal tahun 2023 saja, telah terjadi dua kali banjir bandang di kawasan RW 26. Banjir disebabkan oleh jebolnya tanggul Kali Pengkol yang berada tepat di sebelah perumahan.
Banjir pertama terjadi pada Sabtu (6/1/2023) lalu. Secara tiba-tiba, tanggul jebol dan air meluap menggenangi rumah warga hingga mencapai ketinggian tiga meter.
Bahkan seorang warga disabilitas meninggal dunia karena tak bisa menyelamatkan diri. Ia diduga terkunci di dalam rumah saat banjir terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.
Kemudian banjir kembali terjadi pada Sabtu (18/2/2023) dengan ketinggian 1,5 meter. Meski tak setinggi Januari lalu, namun warga masih harus mengungsi dan bantuan pembersihan dikerahkan di lokasi tersebut.
Harapan Warga
Kris (47) warga setempat, menaruh harap pada pemerintah untuk bisa memberikan solusi dan hunian layak bagi warga Dinar Indah yang terdampak banjir. Mengingat selama ini, mereka tak mendapatkan kompensasi maupun pertanggungjawaban dari pengembang.
“Harapan saya direlokasi. Dimana saja mau yang penting aman. Di aset pengembang juga mau. Di sini banyak aset pengembang, di komplek ini. Kalau pengembang keluar, kita bisa ngomong baik-baik. Kalau kaya gini bingung, pemerintah bingung mau bagaimana,” ungkapnya.