LENTERAJATENG, UNGARAN – Delapan warga alami luka-luka akibat talud ambrol di Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan pada Jumat (3/3/2023). Ambrolnya talud tersebut juga menyebabkan dua rumah warga rata dengan tanah.
Warga yang sedang melaksanakan hajatan pernikahan tak sempat menyelamatkan ketika talud yang ambrol menimpa mereka yang sedang memasak di dapur.
Kejadian tersebut terjadi secara tiba-tiba sehingga warga yang ada di dalam rumah tidak sempat untuk menyelamatkan diri.
Dua rumah milik Warno salah satu warga RT 3 RW 17 tersebut saat ini sudah tidak ada dan rata dengan tanah. Serta material tanah masih belum dievakuasi oleh warga maupun relawan BPBD Kabupaten Semarang.
Salah satu warga, Bungah mengungkapkan longsor tersebut dikarenakan curah hujan tinggi yang melanda Dusun Thekelan selama dua hari. Kebetulan pemilik rumah, Warno dan keluarga sedang ada hajatan pernikahan.
Saat kejadian, keluarga sedang berada di kediaman mempelai wanita di Kecamatan Susukan untuk melaksanakan ijab qabul.
“Dua rumah rata dengan tanah kemudian satu kandang juga hancur, ” ujarnya.
Dalam kejadian tersebut terdapat beberapa warga yang sedang ‘rewang’ dan memasak di dapur tertimpa longsor tersebut. Di antara delapan korban tersebut, terdapat dua warga yang terjepit dan langsung dilarikan ke RSUD Salatiga untuk mendapatkan perawatan.
“Untuk korbannya, tiga warga luka, tiga warga luka ringan, dan dua warga luka berat, ” jelasnya.
Talud dengan ketinggian sekitar enam meter tersebut sebelumnya sudah terlihat miring dan terlihat retak akibat terkena curah hujan yang tinggi. Namun pada saat kejadian tidak terdapat tanda-tanda untuk longsor. Sehingga warga yang berada di dalam rumah tidak sempat untuk menyelamatkan diri.
Sementara itu, salah satu kerabat pemilik rumah, Iwan menyebutkan di sekitar rumah sudah dipasang tenda untuk hajatan pernikahan besok. Namun kursi masih belum ditata hanya tenda yang sudah terpasang.
“Sebagian tenda tertimpa longsor sehingga harus mengamankan tenda terlebih dahulu, ” katanya.
Akibat kejadian ini sementara kerugian ditaksir mencapai Rp 190 juta. Sebab dua rumah milik Warno dengan ukuran 15×10 meter dan 6×10 meter rata dengan tanah.
Bupati Turut Prihatin
Sementara itu, Bupati Semarang, Ngesti Nugraha saat meninjau lokasi kejadian menyampaikan rasa prihatin atas kejadian tersebut. Ia berpesan kepada seluruh masyarakat agar selalu waspada dan hati-hati. Pasalnya saat ini wilayah Kabupaten Semarang sedang dilanda cuaca buruk.
“Terutama bagi masyarakat yang memiliki rumah di perengan atau di dekat tebing selalu waspada,” katanya.
Ngesti juga berterimakasih karena warga Dusun Thekelan cepat tanggap dalam membantu mengevakuasi longsor dan puing-puing rumah yang roboh. Ia juga menyempatkan untuk mengunjungi beberapa warga yang mengalami luka-luka akibat kejadian longsor tersebut.