LenteraJateng, SEMARANG – Covid-19 di Kota Semarang mulai meningkat, terlihat dari jumlah pasien di mana lebih banyak daripada periode awal Januari lalu. Hingga siang ini setidaknya, ada 87 kasus yang sebagian besar adalah warga Kota Semarang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Mochamad Abdul Hakam menyebut, dari sekian banya kkasus tersebut, setidaknya ada 33 orang melakukan isolasi mandiri, 23 pasien di isolasi terpadu dan sisanya berada di rumah sakit.
Kasus sebaran itu berasal dari beberapa kluster. Antaranya kluster kantor, kluster BUMN, kluster sekolah, dan kluster perjalanan yang paling banyak mendominasi.
“Pelaku perjalanan tingkat mobilitasnya tinggi ini yang ternyata menyumbang paling banyak. Tentunya kalau kita lihat seperti ini prokesnya otomatis rendah sekali,” kata Hakam kepada wartawan, Rabu (2/2/2022).
Geser Isolasi Mandiri ke Terpadu, Covid-19 di Kota Semarang Mulai Meningkat
Saat ini, lanjut dia, Forkopimda Kota Semarang telah membuat beberapa strategi untuk menekan kasus penyebaran virus Covid-19 ini. Hal itu juga untuk mengantisipasi prediksi lonjakan kasus yang akan terjadi sampai awal Maret.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi, Forkompinda sepakat untuk melakukan penggeseran pasien di isolasi mandiri ke isolasi terpadu. Hal itu karena isolasi terpadu masih mampu menampung pasien lebih banyak.
“Tentunya kami sudah siapkan beberapa strategi termasuk mengaktifkan lagi teman-teman yang mengawasi termasuk satpol PP, TNI/Polri, sekaligus mempercepat vaksinasi booster,” tegasnya.
Ia menegaskan baik sekolah dan kantor, wajib mengaktifkan satuan tugasnya, selain pendampingan yang juga pihaknya lakukan. Jika tidak, Hakam memastikan penanganan kasus Covid-19 ini tidak selesai.
Ia mengaku, telah menghimbau rumah sakit yang ada bahwa pandemi belum usai. Ruang isolasi harus tetap tersedia, seandainya isolasi terpadu penuh.
“Omicron ini penyebarannya cepat, tapi proses penyembuhannya juga cepat. Harapannya bisa membuat sekat sendiri. Kalau tidak bisa ya akan kami geser ke isoter,” jelas dia.
Terkait protokol kesehatan, Hakam menilai baik kantor, pasar, juga mall wajib memberlakukan prokes ketat. Terutama untuk kantor, ventilasi adalah kunci utama penurunan angka penularan.
“Ventilasi yang jelek 16 kali lebih potensi menularkan. Tidak hanya masker atau disinfektan, yang krusial adalah bagaimana ventilasi itu bisa sesuai ketentuan,” pungkas dia.
Editor : Puthut Ami Luhur