LENTERAJATENG, SEMARANG – Berbagai cara dilakukan untuk kelola air hujan. Hal ini bisa jadi cara yang efektif untuk kurangi dampak banjir.
Apalagi, banjir yang belakangan ini terjadi menyebabkan kerugian yang cukup besar di Jateng.
Seperti yang diungkapkan Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Dikki Ruli Perkasa. Ia mengajak masyarakat bisa turut serta untuk melakukan pengelolaan air hujan. Yakni dengan memanfaatkan talang air di rumah masing-masing.
“Tujuanya agar air tak langsung masuk ke pekarangan, khususnya yang daerah lereng. Terus air itu mengalir di drainasenya, jangan sampai masuk ke dalam tanah juga,” kata Dikki, Selasa (10/1/2023).
Terlebih di daerah perkotaan, air hujan yang langsung masuk ke tanah, akan membuat tanah menjadi lembek. Hal ini menyebabkan bangunan diatasnya akan mendorong tanah dan terjadilah longsor.
“Ini yang kita sebut bagaimana peran serta masyarakat sendiri, bagaimana memitigasi lokasi,” imbuhnya.
Dikki melanjutkan, upaya mitigasi juga dilakukan seperti teknologi modifikasi cuaca. Yakni dengan menaburkan NaCl atau garam di sejumlah titik untuk menggeser atau menyetop hujan agar tidak sampai di Jateng.
“Ini (TMC) sangat membantu di kita. Meski ada kejadian, tidak seperti di awal tahun kemarin,” lanjutnya.
Selanjutnya, instansi yang mengatur pengendalian sumber daya air juga melakukan pemeriksaan lapangan. Baik dengan susur sungai maupun susur tanggul.
“Tujuannya untuk melihat lagi. Jangan sampai dampak cuaca ekstrim menjadi luar biasa,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, banjir bandang melanda wilayah Perumahan Dinar Indah, Meteseh, Tembalang, Kota Semarang, Jumat (6/1/2023) sore, karena meluapnya air Sungai Babon dan jebolnya tanggul Kali Pengkol. Bahkan sebelum itu, banjir sudah melanda Kota Semarang sejak Sabtu (30/12/2023) lalu, akibat curah hujan lebat yang mengguyur Kota Lumpia.