Lenterajateng, SEMARANG – Bawaslu Kota Semarang luncurkan buku “Dari Masa ke Masa Jejak Pengawasan Pemilu/Pemilihan 2004-2023”. Buku tersebut menurut Ketua Bawaslu Kota Semarang Muhammad Amin, untuk flashback peristiwa apa saja yang pernah terjadi dalam pengawasan Pemilu.
Harapannya, ke depan bisa belajar banyak bagaimana menyelesaikannya, ketika menemukan kejadian yang hampir serupa. Buku ini menurut Amin, juga bisa menjadi bahan referensi untuk melihat berbagai macam proses penyelenggaraan Pemilu.
“Mulai Pilkada 2004 sampai 2019 dan 2020 lalu. Dari saat bernama Panwaslu, yang bersifat Ad Hoc sampai menjadi saat ini,” kata Amin usai peluncuran di Kantor Bawaslu Kota Semarang, Kamis (11/8/2022).
Isi buku menurut Amin, tidak hanya peristiwa seputar pengawasan dan penanganan pelanggaran Pemilu dari periode ke periode. Tetapi juga suka duka membentuk lembaga yang sekarang ini bernama Bawaslu.
Hasil karya Bawaslu Kota Semarang yang ditulis oleh semua Komisioner, masih banyak kekurangannya. Terutama kurangnya literasi proses Pemilu 2004 lalu, saat mencari di website tidak menemukan beritanya dan di perpustakaan pun minim bahannya.
“Padahal setiap Pemilu merupakan bagian dari sejarah Pemilihan,” tambahnya.
Peluncuran buku ini juga untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-77 dan HUT Bawaslu ke-14 pada 15 Agustus mendatang.
Anggota Bawaslu Jateng Muhammad Rofiuddin mengatakan, pihaknya mendorong 35 Bawaslu Kabupaten/Kota setempat karena data-data yang tidak tersusun dengan baik sehingga terbesit untuk pembuatan buku sejarah ini.
“Dengan adanya buku sejarah di Bawaslu Kabupaten/Kota ini ada inspirasi dan motivasi. Sehingga nantinya anak dan cucu dapat membaca catatan tersebut. Sebagai upaya memberikan pengetahuan nilai sejarah pengawasan Pemilu,” tuturnya.
Bawaslu Sadar Dokumentasi Bagian dari Sejarah, Bawaslu Kota Semarang Luncurkan Buku
Ketua PWI Jateng Amir Machmud mengapresiasi pembuatan buku sejarah ini dan Bawaslu sadar membangunnya dari dokumentasi. Pentingnya sebuah dokumentasi dari masa ke masa, yaitu dapat menyimpan kasus dan temuan dari beberapa periode.
“Sehingga jika ada hal yang tercecer, bisa mencari dalam buku ini, maka inilah pentingnya referensi,” tambahnya.
Anggota Panwaslu Kota Semarang 2015-2016 Parlindungan Manik mengatakan, merasakan susahnya pada saat penyelenggaraan Pemilu. Banyak masyarakat yang masih awam dan tidak mengetahui bahwa ada peristiwa yang berpotensi menimbulkan pelanggaran.
“Peran pengawas masih sangat perlu khususnya dalam hukum yaitu dalam Sentra Gakkumdu. Semoga kedepannya peran Bawaslu bisa lebih perkuat lagi terutama dari Sentra Gakkumdu,” tuturnya.
Harapannya dengan diluncurkan Buku Sejarah Bawaslu Kota Semarang ini dapat menjadi inspirasi dan mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, literasi, dan juga menjadi bahan kajian oleh mahasiswa, peneliti dan juga akademisi.
Editor: Puthut Ami Luhur