LenteraJateng, SEMARANG – Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Mochammad Abdul Hakam menyebut AstraZeneca bukan penyebab penyakit hepatitis akut misterius pada anak-anak. Ia menegaskan, bahan pembuat vaksin tersebut berbeda dengan penyebab hepatitis akut.
“AstraZeneca ini sudah dilakukan recombinant. Artinya, sudah melalui metode oleh beberapa pakar. Jadi tidak bisa melakukan replika di dalam tubuh seseorang. Tipenya pun berbeda,” kata Hakam pada Selasa (10/5/2022).
Sampai saat ini, lanjutnya, belum ada kasus konfirmasi mengenai hepatitis akut misterius di Kota Semarang.
“Seperti yang ketahui, anak-anak 18 tahun ke bawah tidak ada yang menggunakan vaksin AstraZeneca. Semua Sinovac,” tuturnya.
Hakam juga mengungkapkan, pihaknya telah melakukan antisipasi untuk kasus ini sejak sebelum lebaran.
“Semenjak ada surat edaran dari Kementerian Kesehatan, kewaspadaan terhadap kasus hepatitis akut misterius sudah kami sampaikan ke seluruh UGD (unit gawat darurat),” kata dia.
“Hepatitis A, B, C, D, maupun E itu semuanya harus diperiksa. Kalo hasilnya negatif, kemungkinan hepatitis misterius itu,” tuturnya.
Pencegahan dengan Protokol Kesehatan, AstraZeneca Bukan Penyebab Hepatitis
Hepatitis A ini, lanjut Hakam, biasanya menular melalui makanan. Maka pencegahannya bisa dengan mencuci tangan, menggunakan masker, dan tidak membuang kotoran sembarangan.
“Untuk pencegahan, hampir sama dengan Covid-19, protokol kesehatan. Tapi karena ini hubungannya dengan makanan, jadi kalo masak ya makanan harus ditutup, kalau ada kotoran harus segera dibersihkan, lingkungannya harus bersih,” jelasnya.
Apabila terdapat kejadian di masyarakat yang mengarah ke hepatitis akut yang sedang Kementerian Kesehatan curigai, ia meminta untuk segera melaporkannya ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Gejalanya di sistem pencernaan ya, mual muntah demam kadang-kadang, sampai timbul mata kuning. Nah itu sudah harus waspada,” bebernya.
Terkait kesiapan Dinas Kesehatan, Hakam mengungkapkan, di Kota Semarang terdapat 32 rumah sakit yang siap merawat pasien hepatitis akut tersebut.
“Kalau di masyarakat umum ada gejala mual muntah, diare, atau mungkin demam tinggi, masyarakat tinggal telfon 112, Puskesmas, atau 1500132. Silahkan, ini 24 jam,” pungkas Hakam.
Atas laporan tersebut nantinya akan termonitor oleh petugas fasilitas kesehatan. Mengingat sebagian besar penyakit infeksi gejalanya hampir serupa.
Editor: Puthut Ami Luhur