LENTERAJATENG, SEMARANG – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat lakukan dialog bersama perwakilan organisasi pemuda. Kegiatan tersebut dikemas dengan tajuk ‘Meneguhkan Narasi Kebangsaan untuk Generasi Muda’.
Hal ini juga sekaligus memberikan edukasi soal politik kepada anak-anak muda. Mengingat tahun 2024 akan diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak.
Lestari menekankan pentingnya partisipasi politik generasi muda. Pemilu yang akan berlangsung itu, terhitung dari 15 bulan dari sekarang.
Meski begitu, riuhnya kontestasi politik terasa mulai panas belakangan ini. Utamanya terjadi di berbagai platform media sosial.
Berkaca dari dua pemilu sebelumnya, iklim yang kompetitif mewarnai gelaran pesta demokrasi di negara ini. Hoax, misinformasi, bahkan black campaign lazim terjadi pada perhelatan yang berlangsung setiap lima tahun sekali itu.
“60 persen pemilih pada pemilu yang akan datang akan didominasi oleh pemilih pemula. Informasi dan edukasi politik yang tepat menjadi faktor penting jalannya pesta demokrasi tersebut,” kata Lestari, pada Sabtu (26/11/2022).
Lestari merasa perlu mendengar suara-suara generasi muda soal kegelisahan dan realita di lapangan. Ia menyebut, sudah menjadi tugas MPR untuk menyerap aspirasi masyarakat. Termasuk mendengar kegelisahan anak-anak muda soal politik yang sejauh ini mereka ketahui.
“Di sosial media riuh sekali. Sudah mulai ada perbincangan dan dialektika disana. Tapi apakah kondisinya sesuai dengan keadaan di lapangan,” bebernya.
Ia ingin untuk dapat memberikan edukasi khususnya kepada generasi muda. Harapannya untuk tidak mudah terpengaruh dengan opini negatif yang banyak berkembang.
“Kontestasi belum resmi dan belum saatnya. Fokus kami memberikan edukasi kepada anak muda supaya tergerak dan menyaring informasi dari sosial media,” lanjutnya.
Berjalan Baik, Dialog Lestari Moerdijat Bersama Kawula Muda
Sementara, Manuel Lumban Gaol, peserta yang ikut dalam sesi dialog bersama Lestari Moerdijat menyampaikan, generasi muda bisa turut serta berkontribusi untuk negara. Secara khusus dalam bidang politik.
“Situasi politik saat ini timbul sisi negatif. Bagaimana generasi muda punya peran untuk menyampaikan ke masyarakat politik yang baik, yang berkontribusi untuk masyarakat,” jelas Manuel yang juga koordinator Pemuda Katolik Semarang itu.
Soal meningkatnya situasi kontestasi politik saat ini, ia bahkan berharap untuk calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden nantinya bisa beragam pilihan. Tidak hanya satu atau hanya dua pasangan calon.
“Sesuai prinsip Pemilu yang luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil). Kita juga harus jujur dan adil dalam memilih sesuai dengan visi misi yang tepat menurut pilihan kita,” tandasnya.