LenteraJateng, SEMARANG – Asosiasi pedagang pasar minta pemerintah pusat, melibatkan pedagang tradisional dalam penyaluran minyak goreng subsidi. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono, juga mengapresiasi langkah pemerintah memberi subsidi pada komoditas tersebut, enam bulan ke depan.
“Kami mengapresiasi tapi caranya perlu mengkritisi caranya. Asosiasi pedagang pasar minta penyaluran itu harus lewat pedagang pasar, karena kami juga menjual komoditas tersebut. Baru pengawasan satgas pangan atau kepolisian di lapangannya,” kata Sudaryono usai Musyawarah Wilayah (Muswil) Jawa Tengah III di Ballroom @Hom Hotel, Sabtu (8/1/2022).
Ia menekankan, pedagang pasar bisa amanah jika pemerintah mempercayai penyaluran minyak goreng subsidi. Jangan sampai lanjut Sudaryono, justru mencurigai pedagang pasar tidak menjual minyak goreng subsidi tersebut.
Sudaryono mencontohkan, bila minyak subsidi itu hanya melalui pasar modern atau supermarket, maka pembelinya hanya masyarakat menengah ke atas. Oleh sebab itu, harus melibatkan pedagang pasar tradisional agar bisa memastikan subsidi minyak itu tepat sasaran.
“Kami ingin melibatkan pedagang tradisional dalam penyaluran subsidi minyak itu. Kerena sejauh ini kan, penyaluran bantuan tidak melalui APPSI, tapi lewat organisai ritel atau yang modern,” tutur Sudaryono.
Pada kesempatan sama, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) APPSI Jawa Tengah Suwanto mempertanyakan, mengapa harga Crude Palm Oil (CPO) atau bahan baku minyak goreng terus merangkak naik.
“CPO di Indonesia mengapa harga bisa naik terus. Ini berarti ada yang tidak benar dalam distribusi atau mungkin ada kartelnya. Kenapa malah mengekspor ke luar negeri. Pemerintah jangan lupa, ada rakyat yang memerlukan itu,” tutur Suwanto.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah masih menunggu mekanisme dari program subsidi minyak goreng. Sampai saat ini belum bisa menyebutkan secara pasti penyaluran maupun kuota untuk Jawa Tengah.
Kemungkinan harga minyak goreng subsidi, sebesar Rp 14 ribu.
Editor : Puthut Ami Luhur