LenteraJateng, REMBANG – Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyampaikan angka rata – rata kasus stunting di Rembang sekitar 18 persen. Angka yang rendah tersebut, menurutnya bisa menjadi contoh daerah lain.
Hal tersebut disampaikannya saat kunjungan BKKBN dalam acara sosialisasi dan KIE program Bangga Kencana bersama mitra kerja.
Hasto juga mengatakan angka tersebut terbilang bagus dari pada angka rata- rata kasus stunting nasional yang mencapai 24,4 persen, Senin (16/5/2022).
“Rembang angka stuntingnya bagus. Cita – cita Pak Presiden nanti 2024, semuanya 14 persen paling tinggi. Kami optimis, rembang bisa mencapai 14 persen dan bisa untuk contoh kabupaten – kabupaten lain,” ungkap Hasto.
Menurut Hasto, petugas medis yang terlibat dalam penanganan stunting di Rembang berjalan dengan maksimal serta dapat saling gotong royong.
“Rembang luar biasa, seperti bidan, rumah sakit dan kader keluarga semua gerak. Mereka mau bahu membahu untuk menuntaskan stunting,” ungkapnya saat di Pendapa Museum RA Kartini lokasi kunjungan kerjanya di Rembang.
Edy Wuryanto Optimis Stunting Capai 14 Persen, Angka Kasus Stunting Rembang Rendah
Turut hadir dalam acara tersebut Edy Wuryanto selaku anggota DPR RI komisi IX. Hal senada juga Edy sampaikan, dengan segala potensi yang ada di Rembang, stunting dapat mencapai target 14 persen pada 2024 mendatang.
“Rembang apa aja ada, ikan, kelor ya ada. Itu semua persoalan yang bisa kita selesaikan,” ujar Edy.
Edy juga menambahkan, dalam mencapai angka stunting 14 persen tetap harus bekerja keras. Pihaknya juga mendukung Bupati Rembang, tentang adanya rumah sakit di wilayah Rembang bagian timur.
“Itu penting mengantisipasi adanya ibu hamil yang mau melahirkan pada wilayah timur, agar tidak terlalu jauh. Sehingga meminimalisir hal yang tidak diinginkan, seperti keguguran yang karena keterlambatan penanganan medis,” ungkap Edy.
“Untuk mencapai 14 persen Kolaborasi BKKBN dan Pemkab dengan kader keluarga bergerak di tingkat desa, harus fokus dengan peta keluarga dan mengintervensi mereka yang stunting,” ungkap
Dalam kesempatan yang sama Bupati Rembang Abdul Hafidz menegaskan, penanganan stunting tidak bisa dari satu lembaga saja. Perlu adanya upaya masif dari banyak pihak termasuk kader – kader keluarga bergerak yang ada di desa.
“Bahkan semua ini harus kita payungi dengan peraturan – peraturan yang mendasari bahkan sampai ke Perbup,” ujar Abdul.
Editor: Puthut Ami Luhur