LenteraJateng, SEMARANG – Anggota Komisi C DPRD Jateng Abang Baginda MMH berharap, PT PRPP (Perseroda) sebagai holding pariwisata semakin berkembang. Perda (Peraturan Daerah) PT Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah, sudah sahkan pada 21 Juni 2021 lalu.
Jateng menurutnya sangat luar biasa, banyak destinasi potensial dan perlu lebih mengenalkannya kepada masyarakat luas. Tidak hanya dikenalkan kepada masyarakat Jateng, tetapi juga di warga di luar provinsi.
Perubahan badan hukum yang sudah berjalan hampir satu tahun PT PRPP menjadi momentum, menjadi pelopor dalam menggandeng investor.
Untuk mengembangkan potensi pariwisata di Jawa Tengah dengan keberadaan PT PRPP sebagai holding pariwisata, bisa berangkat dari aset-aset milik Pemprov. Potensi pariwisata dari aset Pemprov Jawa Tengah sangat besar, misalnya saja lahan milik PRPP.
Mulai dari lokasinya yang strategis, di mana sangat dekat dengan Bandara baru Ahmad Yani, juga berada dekat dengan pemukiman, perkantoran yang berkembang pesat dan pergudangan. Tidak lama lagi, di belakangnya ada tol laut yang semakin menambah akses menuju lokasi.
Berdampingan dengan lokasi PRPP terdapat Grand Maerakaca yang merupakan Taman Mini-nya Jawa Tengah. Ia menambahkan, di dalam Grand Maerakaca terdapat berbagai anjungan dan rumah adat di 35 Kabupaten/Kota, mirip TMII (Taman Mini Indonesia Indah) di Jakarta.
Dengan lahan yang cukup luas, sebesar 40 hektar maka dapat mengembangkan lebih banyak daya tarik pariwisata sehingga bisa menarik wisatawan lebih banyak. Banyak spot-spot di kawasan tersebut, yang bisa dikembangkan lebih menarik.
Langkah-langkah yang Bisa PT PRPP Lakukan
Tidak hanya mengembangkan di lahan PT PRPP, holding pariwisata tersebut juga bisa mengembangkan beberapa destinasi yang menarik lainnya. Antara lain di kawasan Baturaden, Tawangmangu dan masih banyak daerah-daerah yang mempunyai daya tarik untuk wisatawan.
“Bagaimana mengemasnya dan mempromosikan kepada wisatawan,” tambah Abang Baginda.
Selain bisa mengembangkan destinasi wisata di Jawa Tengah menurut Abang Baginda, PT PRPP yang kini menjadi holding pariwisata juga bisa mengambilalih unit usaha di BUMD lain. Ia melanjutkan, PT PRPP bisa mengambilalih kegiatan BUMD lain yang memiliki unit usaha di bidang pariwisata.
Hal tersebut tercantum dalam Perda Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Perusahaan Perseroan Daerah Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan Jawa Tengah. Dalam Perda tersebut, pada Bab XV tentang Restrukturisasi BUMD yang Bergerak di Bidang Pariwisata menyebut, bisa melalui pengambilalihan dan pembentukan anak perusahaan.
“Tentunya pengambilalihan ini prosedur dan kajian bisnis serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” tutur politikus PDI Perjuangan itu.
Sedangkan untuk pengelolaannya masih kata Baginda, bisa melakukan studi banding ke berbagai unit usaha bidang pariwisata lainnya. Tidak hanya yang dikelola oleh BUMD, tetapi juga oleh pemerintah maupun swasta yang telah berhasil.
Seperti misalnya Jatim Park Group, yang sebagian besar kelola secara mandiri dan ada pula yang kerjasama dengan pemerintah desa. Atau JEC yang bekerjasama dengan pihak ketiga, dalam pengelolaannya sebelum pandemi Covid-19 dengan sistem sewa.
Termasuk dengan Taman Pintar Yogyakarta, yang pengelolaannya oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di mana bisa menambah aset tetapi tanpa mengeluarkan uang. Dari kunjungan yang pernah ia lakukan bersama anggota DPRD Jateng lainnya, keberhasilan tersebut dari sistem kerjasama dengan pihak ketiga.
Kerjasama dengan pihak lain sangat memungkinkan PT PRPP lakukan, dalam usaha meningkatkan modal, sumber daya manusia, manajemen profesionalisme pengelolaan dan lain-lain. Dengan langkah-langkah ini maka Anggota Komisi C DPRD Jateng ini berharap pariwisata di Jateng semakin berkembang.
Potensi Pariwisata di Jateng Luar Biasa dan Anggota DPRD Jateng Berharap Semakin Berkembang
Jateng menurut Abang Baginda luar biasa, banyak destinasi wisata yang potensial dan perlu lebih dikenalkan ke masyarakat luas. Perubahan badan hukum PT PRPP menjadi holding pariwisata, menjadi pelopor dalam menggandeng investor.
Saat PT PRPP masih belum berubah menjadi holding pariwisata lanjutnya, sudah bisa menggaet Rp 2,9 triliun dana investor. Dengan perubahan bentuk, ke depan jika PT PRPP dipandang bisa mengembangkan, mengemas dan mempromosikan pariwisata di Jateng maka investor tinggal memilih arah investasinya.
Terlebih dengan adanya kebijakan pelonggaran dari pemerintah, dengan adanya perbaikan kondisi kesehatan masyarakat. Selama dua tahun belakangan, dunia termasuk di Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah terkena pandemi Covid-19 di mana membatasi ruang gerak masyarakat karena mudah menular.
Semua sektor, terutama pariwisata yang bergantung pada kunjungan wisatawan mengalami keterpurukan. Harapannya, setelah ada pelonggaran dari pemerintah, kondisi pariwisata terutama yang pengelolaannya ada di bawah PT PRPP kembali bergairah dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
Upaya PT PRPP Menuju Holding Pariwisata, Anggota DPRD Berharap Pariwisata Jateng Semakin Berkembang
Dirut PT PRPP Titah Listyorini menyatakan, pihaknya akan mengerjakan tujuh unit usaha yang harapannya menjadi anak perusahaan ketika perseroan daerah yang dipimpinnya kelak menjadi holding pariwisata. Sesuai Perda Nomor 9 Tahun 2021 tersebut, PT PRPP akan mengambilalih unit usaha BUMD lain yang bergerak di bidang pariwisata dan membentuk anak perusahaan.
“Sementara ini akan ada tujuh unit usaha yang akan kami kerjakan. Unit-unit usaha ini ke depan akan menjadi anak perusahaan, jika sudah mapan dan kuat,” kata Titah.
Ketujuh unit usaha yang akan siapkan menjadi anak perusahaan, antara lain KSO Digital Mice Venue International. Pihak PT PRPP menawarkan lahan seluas 15,4 hektar kepada investor untuk membuat venue MICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition) bertaraf internasional, berbasis digital. Kajian awal, pembangunan ini membutuhkan investasi sebesar Rp 2,4 triliun.
Kedua, Grand Maerakaca yang akan menjadi “one stop tourism @Central Java” di mana sekali berkunjung ke tempat tersebut, sudah mendapatkan semuanya. Mulai dari lanjut Titah, budaya, sains, edukasi, spot foto, Lumina dan anjungan golf.
Grand Maerakaca yang menjadi miniatur Jawa Tengah ini, sebagai pintu masuk wisatawan jika ingin melihat seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi tersebut. “Untuk sementara baru Grand Maerakaca sebagai sumber pendapatan kami,” tambah Titah.
Pihaknya juga mempersiapkan Destination Management, di mana menawarkan pengelolaan destinasi wisata yang semula berada di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ke PT PRPP.
Berikutnya unit usaha lain yang sedang persiapkan, Profesional Conference Organizer dan Profesional Event Organizer. Unit usaha ini menawarkan pengelolaan kegiatan yang pelaksanaannya, di luar maupun di dalam area PRPP.
“Unit usaha lain yang kami rancang, adalah manufacturing/supplier/ warehousing di mana merupakan diversifikasi dari Venue bertaraf Internasional. Ketika membangun venue, bisa dianggap internasional jika mempunyai warehouse,” tuturnya.
Warehouse ini kosong ketika tidak ada penyelenggaraan kegiatan di venue internasional. Saat itu lanjut Titah, PT PRPP bisa menyewakannya ke pihak lain, bandara, perusahaan pengiriman dan lainnya.
PT PRPP Akan Didik Tenaga Pariwisata yang Kreatif
Unit usaha ketujuh adalah Education dan Training, di mana PT PRPP akan membuat Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), yang berlokasi di kawasan PRPP Tawangmas Semarang. Lembaga ini masih kata Titah, akan mencetak tenaga-tenaga handal di bidang pariwisata.
“Saat ini masih dalam proses ijin,” tambahnya.
Ia mengakui, destinasi wisata yang saat ini dalam pengelolaan PT PRPP, Grand Maerakaca seperti tidak ada perkembangan. Untuk pengembangan, selama pandemi Covid-19 terasa susah dari pendapatan tiket masuk. Terakhir pihaknya membuat Lumina, miniatur rumah dari Lima negara Tiga benua. Sedangkan sebelumnya sudah ada mini golf dan spot foto.
“Bergerak di bidang pariwisata, kami harus kreatif. Jika tidak ada yang baru, dalam tiga bulan maka orang sudah tidak tertarik lagi,” tuturnya.
Sisi lain, jika mengandalkan penyetaan modal dari pemerintah pun tidak cukup. Rencananya, jika mendapat penyertaan modal akan untuk mengurus Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Hak Guna Bangunan atas lahan 40 hektar yang dikelola PT PRPP.
Untuk pengambilalihan saat ini sedang dalam proses, sementara yang dalam pembicaraan business to business (B2B) adalah Hotel Kesambi yang semula pengelolaannya oleh PT CMJT. Sebagai informasi PT CMJT akan berubah menjadi PT Jateng Agro Berdikari (Perseroda) dan fokus ke bidang agro, pertanian dan perkebunan. (Adv-Anf/PTT)