LenteraJateng, SEMARANG – Kasus dugaan Hepatitis Akut di Indonesia terus bertambah, Kementerian Kesehatan menyebut sudah ada suspect. Dari 18 kasus dugaan Hepatitis Akut, tujuh di antaranya meninggal dunia di beberapa Provinsi di Indonesia.
Anggota DPRD Jateng Abang Baginda MMH ingin, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng segera melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan menghadapi penyakit Hepatitis Akut. Meski belum menjadi pandemi baru, seperti halnya Covid-19 tetapi perlu meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan.
“Kami khawatir memicu krisis kesehatan baru, jika penanganannya tidak secara serius,” kata Baginda, menanggapi Hepatitis Akut pada Anak, Senin (16/5/2022).
Menyusul, meningkatnya kasus semakin bertambahnya suspek pasien Hepatitis Akut di beberapa Provinsi di Indonesia. Antara lain, Sumatera Utara,
Penyakit misterius ini menyerang anak-anak di bawah 12 tahun, dengan gejala sebagai berikut. Mulai mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Untuk di Indonesia sudah empat anak usia di bawah 4 tahun dan sembilan anak usia antara 4 sampai 9 tahun suspect Hepatitis Akut. Sedangkan untuk usia di atas 9 tahun sampai 20 tahun, ada delapan orang dugaannya terjangkiti penyakit tersebut.
Dari data Kemenkes (Kementerian Kesehatan), melihat domisili terduga orang yang terpapar Hepatitis Akut sebagian besar di Pulau Jawa di mana terbanyak dari DKI Jakarta sebanyak 12 orang. Sedangkan provinsi lain, masing-masing satu.
“Untuk di Jawa Tengah memang belum temukan dugaan orang terpapar Hepatitis Akut, sementara di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Timur sudah ada. Untuk di Jawa Barat dan Timur, masing-masing satu orang sedangkan di DKI Jakarta 12 orang,” tutur Baginda.
Beberapa Provinsi di Indonesia Terdapat Suspect Hepatitis Akut
Provinsi lain yang sudah ada pasien suspect Hepatitis Akut, antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Dari 18 dugaan Hepatitis Akut tersebut, 7 orang keluarkan dari daftar, 9 orang masih menunggu klasifikasi dan 1 orang dugaan kuat terkena penyakit misterius tersebut.
Tujuh orang yang tidak masuk lagi di daftar terduga Hepatitis Akut tersebut, antara lain karena 1 orang positif Hepatitis A, 1 orang positif Hepatitis B, 1 orang positif Tifoid, 2 orang demam berdarah dengue, 2 lainnya berusia lebih dari 16 tahun.
Mengingat Jawa Barat dan Timur berbatasan langsung dengan Jawa Tengah, tidak ada salahnya untuk Pemprov menyiapkan kesiapsiagaan mengantisipasi adanya temuan suspect Hepatitis Akut. Meskipun sampai kini dan dari hasil investigasi kontak tidak menemukan adanya penularan langsung dari manusia ke manusia.
Untuk mengantisipasi meluasnya kasus masih kata Baginda, beberapa daerah sudah membentuk tim khusus menanganinya. Antara lain di Provinsi, Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah. Beberapa provinsi, juga sudah menyiapkan Rumah Sakit rujukan beserta ruang isolasi maupun ICU, jika ada pasien yang membutuhkan penanganan darurat dan intensif.
Ia mengakui, penyakit ini belum tentu menjadi pandemi baru tetapi menurut pakar epidemiologi khawatirkan bisa memicu krisis kesehatan baru jika tidak tertangani dengan serius. Anak-anak yang terpapar masih menurut pakar epidemi tersebut kutip Baginda, akan mengalami kerusakan hati atau hepar.
“Akan mengurangi kualitas SDM Indonesia ke depan. Juga akan menganggu perekonomian, jika penyakit ini tidak tertangani dengan baik,” tutur Ketua Pansus (Panitia Khusus) Covid-19 itu.
Bahayakan Jiwa, Pemprov Segera Ambil Langkah
Antisipasi terhadap penyakit tertentu yang membahayakan jiwa dan akan menganggu perekonomian, sangat perlu dilakukan dalam hal ini oleh Pemprov Jawa Tengah. Ia menyebut, berdasarkan pandangan Pansus Covid-19 beberapa lalu, menilai Pempriv Jawa Tengah tidak siap dalam menangani kedaruratan akibat pandemi.
“Meski kemungkinan menjadi pandemi kecil, apa salahnya jika pemerintah melakukan langkah-langkah antisipasi. Terlebih WHO, organisasi kesehatan dunia sudah menyatakan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),” tuturnya.
Beberapa pencegahan, adalah dengan menerapkan protokol kesehatan karena penyakit misterius ini kemungkinan menular. Baik melalui saluran cerna maupun pernafasan, sehingga tetap melaksanakan protokol kesehatan (Prokes) dan menerapkan pola hidup sehat.
Hepatitis Akut ini kali pertama di Inggris Raya di mana melaporkan 10 kasus, pada anak-anak 11 bulan sampai 5 tahun di Skotlandia. Berikutnya, masih di Inggris Raya mengidentifikasi 74 kasus (termasuk 10 kasus dari hasil penyelidikan lebih lanjut dan 6 anak telah mengalami transplantasi hati). Terakhir, Inggris Raya telah melaporkan 111 kasus.
Ada sekitar 55 kasus dari negara-negara Eropa lainnya, negara lain di seluruh dunia secara sporadis juga melaporkan hal yang sama. Sampai saat ini, setidaknya 228 kasus hepatitis akut dari 20 negara sudah terlaporkan ke WHO. Dan 50 kasus tambahan lainnya sedang dalam penyelidikan.
Antisipasi Hepatitis Akut, Baginda Ingin Pemprov Jateng Segera Ambil Langkah
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar mengatakan, sudah melakukan langkah-langkah antisipasi jika penyakit Hepatitis Akut yang masih belum ketahui penyebabnya merebak. Antisipasi yang ia lakukan, antara lain dengan melakukan penguatan fasilitas kesehatan di seluruh Jawa Tengah.
“Kami telah melakukan penguatan fasilitas kesehatan terkait kesiapan tata kelola pasien dan tahapan rujukan,” kata Yunita.
Pihaknya, juga telah melakukan koordinasi bersama lintas sektor, Dinas Pendidikan, DP3AKB dan sektor lainnya, Kanwil Kemenag dan PMI Jateng. Sosialisasi dengan Dinas Pendidikan dan DP3AKB, dan dengan Dispermadesdukcapil melalui Program Jogo Tonggo.
Yunita menghimbau, agar masyarakat mewaspadai gejala awal seperti diare, mual, muntah, sakit perut, dan demam ringan. Masyarakat tidak perlu panik, segera bawa pasien ke puskesmas dan rumah sakit terdekat.
“Jangan menunggu muncul gejala lanjutan seperti kulit dan mata menguning,” tambahnya. (Adv-Anf/PTT)