LENTERAJATENG, REMBANG – Aktivitas pedagang di pasar hewan Pamotan, Rembang belum sepenuhnya pulih. Hal ini imbas dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang merebak beberapa waktu belakangan.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop UKM) Kabupaten Rembang, Mahfudz mengungkapkan, meski sudah kembali beroperasi, aktivitas di pasar hewan belum sepenuhnya pulih. Jumlah pedagang yang berjualan masih terbatas.
“Pada pekan pertama pembukaan, jumlah pedagang ternak di Pasar Hewan Pamotan masih sekitar 50 persen dari kapasitas normal, sedangkan di Pasar Hewan Kragan baru sekitar 30 persen,” jelasnya, Selasa (25/2/2025).
Menurut Mahfudz, kondisi Pasar Hewan Kragan memang relatif lebih sepi, karena lebih banyak digunakan oleh pedagang lokal. Meski demikian, pihaknya optimistis jumlah pedagang dan pembeli akan terus meningkat seiring membaiknya situasi.
Disampaikan, pihaknya tetap melakukan evaluasi terhadap penyebaran PMK, meskipun pasar hewan telah kembali dibuka. Evaluasi ini dilakukan setiap dua kali pasaran, untuk memastikan tidak ada lonjakan kasus, yang dapat membahayakan kesehatan ternak dan kelangsungan pasar hewan.
Mahfudz berharap, kondisi yang semakin membaik dapat membantu peternak dan pedagang bangkit dari masa sulit akibat PMK. Dengan demikian, roda perekonomian masyarakat, terutama di sektor peternakan, bisa segera pulih dan berkembang.
“Semoga perdagangan hewan ternak, baik besar maupun kecil di Kabupaten Rembang bisa berjalan lancar. Kami juga berharap, pasar hewan kembali beroperasi normal, sehingga perekonomian masyarakat dapat meningkat,” tutup Mahfudz.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan menyampaikan, berdasarkan laporan petugas screening di pasar hewan, tidak ditemukan sapi yang menunjukkan gejala PMK pada pekan pertama pembukaan pasar.
Namun, lanjut Agus, pihaknya akan terus waspada dan fokus pada langkah-langkah pencegahan. Salah satunya, percepatan vaksinasi ternak untuk meningkatkan kekebalan terhadap virus.
“Kami terus menggenjot vaksinasi agar ternak di Rembang tetap terlindungi. Ini penting agar wabah PMK tidak kembali merebak di Kota Garam,” tambah Agus.