LENTERAJATENG, REMBANG – Perkembangan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Kabupaten Rembang terus menurun. Total dari 200 kasus PMK, kini tinggal delapan ekor sapi, itupun tinggal proses penyembuhan yang sebelumnya terinfeksi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan menyampaikan, berdasarkan laporan petugas screening di pasar hewan, tidak ditemukan sapi yang menunjukkan gejala PMK pada pekan pertama pembukaan pasar.
Namun, lanjut Agus, pihaknya akan terus waspada dan fokus pada langkah-langkah pencegahan. Salah satunya, percepatan vaksinasi ternak untuk meningkatkan kekebalan terhadap virus.
“Kami terus menggenjot vaksinasi agar ternak di Rembang tetap terlindungi. Ini penting agar wabah PMK tidak kembali merebak di Kota Garam,” tambah Agus, Selasa (25/2/2025).
Menurutnya, langkah vaksinasi tersebut sejalan dengan arahan pemerintah pusat, yang menargetkan eradikasi PMK secara menyeluruh di Indonesia. Dengan vaksinasi yang masif dan pengawasan ketat, diharapkan Kabupaten Rembang dapat sepenuhnya bebas dari ancaman PMK, sehingga peternak dapat menjalankan usaha dengan lebih aman dan nyaman.
Keberhasilan tersebut menjadi kabar baik bagi peternak dan pedagang hewan ternak, yang sebelumnya terdampak wabah. Setelah mengalami pembatasan lalu lintas ternak, mereka kini dapat kembali menjalankan aktivitas jual beli secara normal, bahkan Pasar Hewan Pamotan dan Kragan juga sudah kembali beroperasi pekan lalu.
Pedagang dari Desa Weton, Kecamatan Rembang, Chabib Dwi Prayoga menyampaikan rasa syukurnya atas dibukanya kembali pasar hewan.
“Alhamdulillah, pasar hewan sudah mulai dibuka lagi. Biasanya di bulan Ramadan, pasar hewan sepi di minggu pertama dan kedua. Tapi setelah itu, menjelang Lebaran, akan ramai kembali. Semoga ini menjadi pembelajaran kita bersama setelah adanya PMK,” ujar Chabib.