LenteraJateng, SEMARANG – Puluhan orang menggelar aksi Semarang climate strike, untuk mendesak pemerintah serius lakukan transisi energi. Aksi ini merupakan bagian dari Global Climate Strike yang mendesak pemerintah di semua negara serius melakukan transisi penggunaan energi.
Yaitu dari energi fosil yang menghasilkan polusi, menjadi energi bersih. Tujuannya, agar kenaikan suhu bumi yang terjadi tidak melewati ambang batas.
Koordinator Aksi Semarang Climate Strike Ellen Nugroho mendesak, agar pemerintah serius melakukan transisi energi. Menurutnya, jika suhu bumi terus naik maka kemungkinan besar wilayah Kota Semarang akan tenggelam pada 2030.
“Sudah pernah dilakukan pemetaan daerah Semarang bagian utara dan barat akan tergenang, termasuk Kota Lama tetapi belum ada aksi signifikan dari pemerintah,” kata Ellen di Semarang, Jumat (25/3/2022).
Ia menambahkan, secara umum Indonesia belum melakukan tindakan ambisius untuk menurunkan krisis iklim. Justru pemerintah masih terus membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar batubara yang tentunya menghasilkan emisi karbon.
“Problem utama di Indonesia juga dipengaruhi oleh alih guna lahan. Masih mengutamakan profit bukan people,” tuturnya.
Sekitar 60 orang mengikuti aksi ini di Kota Semarang, aksi juga di Jakarta, Depok, Sukabumi, Solo, Yogyakarta, Jember, Malang, Makassar dan Medan.
Selain aksi kampanye, mereka juga melakukan orasi, baca puisi, pentas teatrikal, dan doa bersama demi teratasinya krisis iklim yang makin mengancam seluruh umat manusia dan makhluk hidup yang tinggal di bumi.
Berbagai kelompok komunitas dan kalangan mengikuti aksi ini.
Editor: Puthut Ami Luhur