LenteraJateng, SEMARANG – Dinas Perdagangan Kota Semarang berencana akan renovasi secara total pada Pasar Manyaran yang terbakar. Kepala Dinas Perdagangan, Nurkholis, menyebut Wali Kota Semarang telah menginstruksikan untuk mendesain ulang pasar tersebut.
“Nanti kami sesuaikan juga di pasar itu, karena lahannya tidak terlalu luas. Harapannya semua pedagang bisa tertampung,” kata Nurkholis, pada Selasa (10/5/2022).
Kondisi bangunan pasar yang mengalami kerusakan, juga menjadi pertimbangan untuk melakukan renovasi oleh Pemerintah Kota Semarang.
“Kami juga harus mengevaluasi atas musibah kebakaran ini. Apakah pedagang yang menempati sudah sesuai SIPTD (Surat Izin Pemakaian Tempat Dasaran),” lanjutnya.
Sejauh ini, pedagang barang bekas atau rongsokan mendominasi Pasar Manyaran. Meski terdapat pula beberapa kios yang menjual bahan pokok.
Terkait tahun anggaran untuk renovasi, lanjut Nurkholis, masih tentatif antara tahun 2022 atau 2023.
“Kalau ada perubahan anggaran, nanti perubahan. Kalau belum ada, di 2023. Paling tidak, 2022 ada kajian atau DED (Detail Engineering Design),” papar dia.
Selain itu, Nurkholis juga menyampaikan, antara dinas dan pedagang harus saling memahami. Apabila dinas memberikan teguran, harapannya para pedagang bisa mengikuti.
“APAR (alat pemadam api ringan) sudah kami siapkan. Setiap tahun kami melakukan pelatihan secara bergilir. Kami juga sampaikan ketentuan yang harus pedagang taati,” tandasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pasar adalah tempat jual beli. Tidak sebagai tempat tinggal.
Kerugian Mencapai Rp 400 Juta, Dinas Perdagangan Akan Renovasi Pasar Manyaran
Sebelumnya, Pasar Manyaran mengalami kebakaran pada Senin (9/5/2022) sekitar pukul 19.45 WIB. Dari 60 los yang ada, 24 los habis terbakar.
Api menyambar barang dagangan, motor, bahkan mobil yang terparkir di sekitar lokasi Pasar Manyaran.
Pemicu kebakaran diduga berasal dari salah satu kios yang menggunakan lilin sebagai penerangan. Menurut Kapolsek Semarang Barat, Kompol Dicky Hermawan, pemilik kios sedang tidak berada di lokasi dan meninggalkan lilin dalam kondisi menyala.
“Kerugian materi sekitar Rp 400 – 500 juta,” tutup Dicky.
Editor: Puthut Ami Luhur