LenteraJateng, SEMARANG – Urban farming Kota Semarang menjadi pilot project PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) untuk percontohan transformasi sistem pangan. Selain, mendapat perhatian dari Kementerian Kuar Negeri Norwegia, Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari dan Bappenas.
Badan PBB UNEP (United Nation Environment Programme) bersama Pemerintah Kota Semarang meluncurkan program SHIFT (Sustainable Healthy Inclusive Food Transformation).
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyambut baik atas perhatian tersebut. Menurutnya, dengan dukungan banyak pihak, Kota Semarang bisa lebih masif dalam melakukan upaya perbaikan lingkungan.
Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, mendorong diversifikasi pangan, serta membangun sirkular ekonomi. Sehingga Program urban farming di Kota Semarang bisa berjalan.
“Kami memiliki semangat yang sama dalam menjadikan ketahanan pangan sebagai prioritas,” kata Hendi, sapaan akrabnya saat peluncuran program SHIFT di Semarang, Rabu (13/4/2022).
Hendi secara khusus juga memaparkan sebuah pandangan berjudul ‘Pertanian Kota, Masa Depan Kita’. Tajuk tersebut sebagai gambaran pengelolaan wilayah perkotaan ke depan, dengan tantangan area hijau yang terdesak oleh kebutuhan permukiman.
“Sebagai contoh di rumah susun Bandarharjo di Kota Semarang, ternyata bisa untuk pertanian perkotaan dengan hidroponik,” papar Wali Kota Semarang itu.
Hendi menuturkan, upaya urban farming juga berjalan selama pandemi dengan membentuk Kampung Siaga Candi Hebat. Ia juga memformulasikan konsep pembangunan 3G, yang terdiri dari Great Infrastructure, Green Environment, dan Growth Economy di Kampung Tematik.
“Kami membuat Peraturan Wali Kota Nomor 24 tahun 2021 tentang Gerakan Pembudayaan Pertanian Perkotaan atau Urban Farming. Ini sebagai wujud komitmen keseriusan Pemerintah Kota Semarang yang melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya,” ungkap Hendi.
Wahyu Hidayat selaku team leader program SHIFT mengharapkan komitmen Pemerintah Kota Semarang dapat meningkat menjadi ketetapan Peraturan Daerah.
“Ini adalah kegiatan pertama kali di Indonesia yang mendapat dukungan UNEP dan pendanaan Pemerintah Norwegia. Maka harapannya, program ini dapat berhasil dan bisa menjadi contoh kabupaten/kota yang lain di Indonesia,” tutur Wahyu.
Editor: Puthut Ami Luhur