LenteraJateng, SEMARANG – Menghadapi tren perubahan iklim yang cepat, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta jajarannya melakukan rehabilitasi lingkungan. Antaranya dengan melakukan, rehab rumah tak layak huni, penghijauan kota, dan perbaikan sistem drainase.
Komitmen Hendi untuk menekan dampak perubahan iklim itu agar masyarakat merasa aman. Ia menjadikan rehab rumah tidak layak huni menjadi salah satu fokusnya. Pasalnya, kondisi rumah tidak layak huni dapat menimbukan adanya korban bila terjadi kondisi cuaca yang ekstrem di Kota Semarang.
Tidak tanggung – tanggung, tak kurang dari 1.669 rumah tidak layak huni telah direhab oleh Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemimpinan Hendi sepanjang tahun 2021. Dalam upaya ini, konsep pembangunan ‘Bergerak Bersama’ milik Hendi juga berhasil diterapkan dengan terlibatnya pihak swasta dalam program pembangunan taman di Kota Semarang.
Hendi, berharap segala upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dapat menambah semangat dan optimisme masyarakat untuk bisa lebih bangkit di tengah tekanan pandemi covid-19.
”Hari ini Indonesia, termasuk Kota Semarang memang masih berkutat pada pandemi Covid-19 yang belum usai. Tapi bukan berarti kita pasrah dan diam saja. Saya meyakini optimisme menjadi modal utama yang harus ada dalam diri warga di Kota Semarang,” tegas Hendi.
Sementara, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang, Ali mencatat, sepanjang tahun 2021 Kota Semarang telah membangun 15 taman baru. Dengan penambahan itu maka saat ini di Kota Semarang memiliki 242 taman.
“Ada 15 taman yang berhasil dibangun di tahun 2021, itu termasuk Taman Parkour, Piere tenden, MT Haryono, dan seterusnya yang mendapat dukungan dari pihak swasta, sesuai dengan konsep pembangunan Pak Wali, yaitu Bergerak Bersama,” terang Ali.
Selain itu, terkait penanganan banjir di Kota Semarang, Hendi juga meminta Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang untuk lebih bergerak cepat dalam melakukan sejumlah penanganan banjir, dalam menghadapi curah hujan ekstrem yang lebih lebat dari sebelumnya.
Untuk itu penyempurnaan sistem pemompaan drainase di Kota Semarang pun dilakukan dengan didukung oleh sistem cerdas yang mengandalkan sekitar 10.600 CCTV untuk memantau kondisi Kota Semarang saat terjadi hujan.
Melalui sistem itu, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang telah mampu meningkatkan efektifitas penanganan genangan yang terjadi saat turun hujan.
Hasilnya, wilayah banjir pada tahun 2021 berhasil di tekan menjadi tersisa 3,4 persen dari luas wilayah Kota Semarang. Angka itu sangat kecil jika berkaca pada kondisi pada tahun 2011 ketika luas banjir Kota Semarang mencapai 41,02 persen.