LENTERAJATENG, SEMARANG – Semen Gresik akan kembangkan bonggol jagung untuk jadi alternative fuel atau bahan bakar alternatif. Pengembangan bahan bakar pengganti batu bara ini rencananya mulai 2023.
Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum PT Semen Gresik Fardhi Sjahrul Ade menuturkan, terdapat sejumlah klasterisasi dalam pogram pengembangan jagung. Pengembangan ini dalam bentuk hasil pertanian, kulit jagung, dan bonggol jagung.
Terkait bahan bakar alternatif yang Semen Gresik akan kembangkan dari bonggol Jagung, mendapat dukungan penuh dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Pengembangan alternative fuel dari bonggol jagung karena ketersediaan yang melimpah di sekitar pabrik kami. Jika berhasil, akan menjadi program unggulan kami,” kata Fardhi, saat konferensi pers bersama awak media di Gedung Prof Muladi, Universitas Semarang, Kamis (8/12/2022).
Bonggol jagung memiliki 2.400 kalori ketika dibakar, sementara batubara memiliki 3.800 kalori. “Hasil kalorinya lumayan baik dan secara harga akan jauh lebih murah,” tuturnya.
Fardhi mengungkapkan masih terdapat sejumlah kendala dalam pengembangan bahan bakar alternatif tersebut. Di antaranya adalah soal pencacahan dan tempat pengeringan bonggol nantinya.
“Untuk pencacahan mungkin masih bisa tangani dengan alat. Karena ukuran yang pas sekitar 4 centimeter agar bisa dibakar,” tambahnya.
Perusahaan semen plat merah itu, juga telah berkoordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng terkait hal ini. Pihaknya berupaya menggunakan energi alternatif hingga 15 persen, sedangkan saat ini baru mencapai 5 persen.
“Selain bonggol jagung, potongan-potongan kayu berukuran kecil juga bisa kami gunakan. Atau sekam padi,” tambahnya.
Fardhi menambahkan, program ini dapat memberi manfaat untuk kedua belah pihak, yakni petani dan perusahaan. “Harapannya masyarakat menerima manfaat, kami juga menerima. Kami sebut program ini CSV atau created shared value,” tuturnya.
CSV memberikan nilai tambah bagi masyarakat juga perusahaan secara langsung. Menurut Fardhi, ada nilai secara ekonomi jika masyarakat dapat mengelola potensi ini dengan baik.
Gandeng Asosiasi Petani, Semen Gresik Kembangkan Bonggol Jagung
Manager Komunikasi dan CSR PT Semen Gresik Dharma Sunyata menambahkan, untuk transaksi jagung menggandeng asosiasi petani yang ada di Rembang. Pihaknya tidak membatasi dari mana jagung berasal, baik desa atau lokasi pertaniannya.
Selama ini, lanjutnya, para petani bertransaksi dengan tengkulak dengan harga yang sangat murah. Petani tidak mendapatkan pembagian harga yang sesuai.
“Kami berusaha bertransaksi se-fair mungkin dengan masyarakat. Dengan harga sesuai pasar agar mereka bisa keluar dari situasi itu,” tuturnya.