LenteraJateng, SEMARANG – Selusin armada feeder siap beroperasi dengan rute Pasar Banyumanik – Sigar Bencah – Terminal Penggaron. Feeder tersebut akan menghubungkan jalur yang tidak angkutan umum lalui.
Kepala Badan Layanan Umun (BLU) Trans Semarang Hendrix Setiawan mengatakan, saat ini sedang melakukan sosialisasi untuk feeder 3. Selusin armada feeder ini siap mengkoneksikan dengan armada Trans Semarang atau Trans Jateng.
“Misalnya di Terminal Penggaron bisa terkoneksi dengan Trans Semarang Koridor I Mangkang – Penggaron, serta Trans Jateng jurusan Semarang – Gubug,” katanya dalam sosialisasi rute baru, Jumat (25/2/2022).
Sehingga wilayah Kedungmundu bisa terkoneksi dengan koridor 5 dan feeder 2. Lalu Bukit Kencana terkoneksi Koridor 5 serta Tembalang bisa dengan koridor 6. Dan Pasar Banyumanik bisa terkoneksi dengan koridor 2.
Hendrix menambahkan, kini hampir semua wilayah di Kota Semarang sudah tercover dengan armada Trans Semarang. Pihaknya pun sedang melakukan kajian untuk kembali menambah rute baru.
“Tarifnya, untuk umum cukup membayar Rp 3.500 , sedangkan pelajar dan lansia hanya kena tarif seribu rupiah, sesuai dengan Perwal,” tuturnya.
Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Rukiyanto, mengatakan penambahan rute feeder 3 ini sebelumnya sudah menjadi rencana agar bisa menjangkau wilayah Penggaron, Kedungmundu, Sigar Bencah dan sekitarnya.
“Sudah ada kajian dan memang masyarakat membutuhkan. Rencananya awal Maret nanti launching, Harapan kami tentunya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat untuk konektivitas transportasi umum,” tambahnya.
Rukiyanto menjelaskan, adanya armada feeder ini juga untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Semarang.
Organda Minta Libatkan Sebagai Sub Feeder, Selusin Armada Feeder Siap Beroperasi
“Organda tadi minta digandeng untuk jadi sub feeder. Nanti kamu buat kajian dulu dan ada diskusi bersama Organda, BLU, Dishub dan lainnya terkait kebutuhan armada sub feeder yang mereka butuhkan,” tandas dia.
Sementara itu, Ketua DPC Organda Kota Semarang Bambang Pranoto Purnomo menyebut angkutan umum di Kota Semarang kini hanya berjumlah 1.200 saja, padahal sebelumnya mencapai 2.300 armada.
“Saya mewakili para pemilik dan pengemudi angkot yang tersisa di Kota Semarang agar bisa terlibat menjadi sub feeder Kota Semarang, supaya masih bisa hidup,” tuturnya.
Editor: Puthut Ami Luhur