LenteraJateng, CILACAP – PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) gunakan Energi terbarukan dalam operasional pabriknya. Yaitu dengan memanfaatkan bahan bakar alternatif dari sampah atau Refuse Derived Fuel (RDF). Penggunaan energi terbarukan ini merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak.
Pihak tersebut antara lain PT SBI, Pemkab Cilacap, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian PUPR dan Kerajaan Denmark.
Direktur Utama PT SB Lilik Unggul Raharjo mengungkapkan, pemanfaatan sampah ini merupakan langkah nyata untuk membantu menjaga lingkungan agar tetap berkelanjutan.
“Kami memanfaatkan bahan bakar alternatif dari RDF juga membantu perwujudan ekonomi sirkular bersama masyarakat setempat,” kata Lilik, saat kunjungan Tim Jelajah Energi, Selasa (28/6/2022).
Pemanfaatan RDF ini ternyata tidak menghasilkan emisi dan tidak ada dampak pada kualitas clinker di pabrik semen. Bahkan RDF mampu menopang 5 persen kebutuhan bahan bakar fosil yang PT SBI butuhkan.
Selain di Cilacap, terdapat lokasi pemanfaatan RDF di Tuban dan DKI Jakarta. Pertama dengan Pemprov Aceh untuk pembangunan TPA Blang Bintang. Kedua berada di Banyumas berupa penerimaan residu sampah dari PDU Banyumas untuk nantinya akan pabrik PT SBI Cilacap manfaatkan.
PT SBI juga telah menandatangani kesepakatan bersama untuk pengelolaan sampah.
Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR Marlistya Citraningrum menambahkan, bahwa RDF ini bisa menjadi alternatif solusi sampah perkotaan dan lebih efisien. Termasuk dari segi biaya untuk langsung menjadi bahan bakar daripada membangun PLTSa (tenaga sampah).
“Secara investasi, PLTSa cukup mahal sehingga menjadikan harga listrik keluarannya juga tinggi. Sedangkan RDF bisa langsung dimanfaatkan khususnya pabrik yang memerlukan bahan bakar energi banyak seperti pabrik semen,” paparnya.
Ia juga menekankan untuk perlu memperhatikan rantai pemanfaatan yang komprehensif penggunaan RDF. Misalnya asesmen terhadap keluaran atau hasil gas buangnya.