LenteraJateng, SEMARANG – Rukiyanto minta bekas galian ducting (kabel bawah tanah) kembali rapi. Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang tersebut menyebut, bekas galian proyek ducting di beberapa ruas jalan masih belum sempurna.
Menurut Rukiyanto, proyek ducting dengan cara menggali pinggir beberapa ruas jalan protokol di Kota Semarang harus terus mendapat pengawasan. Galian proyek ducting di beberapa ruas jalan, tidak kembali dengan baik. Beberapa berlubang dan tidak kembali mulus karena tidak sempurna saat menutup.
“Ada di Jalan Imam Bonjol, MT Haryono, harus ditambal lagi agar mulus lagi. Kontrak proyek ducting tersebut berakhir pada akhir bulan ini, jika tidak mereka akan terkena denda,” kata Rukiyanto, Kamis (10/2/2022).
Ia berharap, beberapa ruas jalan itu bisa kembali rapi dengan aspal yang halus sehingga tidak membahayakan pengguna jalan. Selain itu, penutup lubang atau main hole juga agar bisa menggunakan bahan yang lebih kokoh.
“Kalau ada yang perlu dibenahi, saya minta agar segera. Kontraktor juga harus mengerjakan cepat namun rapi, sehingga tidak menganggu pengguna jalan,” tambahnya.
Idealnya, pihak kontraktor harus melakukan penambalan dengan lebar dua kali lubang. Sehingga ruas jalan eksisting tetap rata dan tidak bergelombang. Selain itu, pengerjaan harus berkelanjutan, agar tidak menganggu pengguna jalan.
“Lubang yang masih terbuka ini, kami akan memberi tanda, sering kami menjumpai selesai pekerjaan biarkan begitu saja sehingga membahayakan pengguna jalan,” tuturnya.
Kontraktor akan Review Pekerjaan, Rukiyanto Minta Bekas Galian Ducting Kembali Rapi
Sementara dari kontraktor, Projects Manager PT Moratelindo Andreas Suradi Praja menyebut saat ini pihaknya sedang menggarap delapan ruas jalan dengan panjang 29 kilometer. Ia mengaku akan melakukan review pekerjaan apakah masih kurang dan keluhan masyarakat akan pihaknya perbaiki.
“Ini project pertama di Semarang dan akan menjadi bahan pembelajaran pembangunan proyek ducting tahap kedua. Tahap pertama yang saat ini progresnya sudah 95 persen,” tutur Andreas.
Sisi lain, terdapat beberapa kendala di lapangan seperti kondisi geografis dan saluran air yang ada di bawah jalan.
“Misalnya ada pipa PDAM yang kena lalu pecah, harus tangani dulu. Lalu ada kontur tanah yang berbeda seperti bebatuan, ketika ada perbaikan pasti akan mengalami penurunan permukaan aspal,” tuturnya.
Editor: Puthut Ami Luhur