LENTERAJATENG, SEMARANG – Rangkaian misa malam natal di Gereja Katolik Santo Antonius Panjangan, Semarang Barat diikuti ratusan jemaat. Sejak sore, para jemaat berdatangan dengan berkostum pakaian tradisional Indonesia.
Romo Eduardus Didik Chahyono selaku pemimpin misa menuturkan, dengan berpakaian berbagai suku dan adat Nusantara serta menggunakan iringan gamelan, umat Katolik mengimani bahwa Kelahiran Yesus Kristus membawa keselamatan bagi semua bangsa dengan berbagai perbedaannya.
“Dalam Yesus Kristus, perbedaan itu menjadi rahmat yang indah dan semua bangsa mengalami damai sejahtera. Selaras dengan tema Natal 2022, perjumpaan dengan kelahiran Yesus telah membawa manusia mengalami hidup baru,” kata Romo Didik, saat ditemui pada Sabtu (24/12/2022).
Romo Didik menambahkan, Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 mengajak semua bangsa menjalaninya dengan penuh harapan dan kesediaan untuk berjalan bersama. Khususnya, ketika dunia dibayangi hantu resesi, masyarakat justru diajak semakin kuat bergandengan tangan bahu membahu saling menyelamatkan.
“Kami bersyukur perayaan Natal tahun ini lebih meriah, ditandai dengan kreatifitas Ekaristi dan kehadiran umat yang lebih banyak. Gereja Santo Antonius Panjangan diperkirakan bisa menampung 500 – 600 jemaat,” bebernya.
Soal protokol kesehatan, pihaknya gereja masih menyediakan termometer dan tempat cuci tangan. Para jemaat juga wajib memakai masker saat mengikuti misa.
Drama Teatrikal, Rangkaian Misa Malam Natal di Gereja Santo Antonius Panjangan
Rangkaian misa diawali dengan drama teatrikal. Sekitar 10 orang muda Katolik (OMK) tampil terikat rantai di badan dan tangan mereka.
Ada yang berperan sebagai siswa sekolah, pekerja proyek, juga polisi. Dikisahkan, para pemuda ini terbelenggu dosa dan kegelapan.
Kemudian muncul sosok yang menyanyikan maklumat Natal mewartakan kabar kelahiran Yesus Sang Juru Selamat. Warta kelahiran Yesus inilah yang kemudian membebaskan manusia dari belenggu dosa dan beban hidup.
“Dengan warta kelahiran sang juru selamat, manusia akhirnya mengalami kemerdekaan batin. Dapat menjalani hidupnya dengan penuh harapan, damai dan sukacita,” jelas Romo Didik.
Hal ini, lanjutnya, mengajak umat Katolik berjumpa dengan Yesus dalam perayaan Natal kali ini. Ia berharap, para jemaat bisa memeluk cara hidup yang baru.
“Maka tadi kita gambaran terantai dan terbelenggu itu menjadi gambaran kita terkuasai cara hidup yang lama. Dan ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai sang juru selamat kita mengalami perubahan dan pembaharuan hidupnya,” tutupnya.