LenteraJateng, SEMARANG – Rangkaian gempa swarm di wilayah Ambarawa Semarang, terus berlanjut. Pada pukul 04.06 WIB, Jumat (14/1/2022), kembali terjadi gempa yang merupakan bagian dari fenomena tersebut.
Tercatat sudah 47 kali gempa terjadi, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Sejak 23 Oktober 2020, wilayah sekitar Ambarawa, Salatiga dan Banyubiru terjadi gempa yang berpusat di sekitar Gunung Telomoyo.
Terkini pada Jumat (14/1/2021), magnitude 2,2 dengan kedalaman 17 kilometer dan dirasakan di Ambarawa dengan level II Modified Mercally Intensity (MMI). Lokasi gempa ada di koordinat 7.28 lintang selatan, 110,36 bujur timur, atau 16 kilometer barat laut Kota Salatiga.
Gempa ke-46 tercatat pada 25 November 2021 lalu, berlokasi di barat laut Kota Salatiga. Tepatnya, di koordinat 7.30 lintang selatan, 110,41 bujur timur dengan kedalaman 11 kilometer. Pada saat itu, gempa terasa di Banyubiru, Ambarawa, Temenggungan, Pojoksari, Brongkol, Kalipawon, Tegalrejo, Jambu, Losari, Gondorio, Semilir, Garing, Bejalen.
Rentetan gempa, paling banyak terjadi pada Oktober 2021, di mana tercatat 39 kali gempa berskala kurang dari magnitude 3. Sempat menurun dan pada akhir Oktober 2021, sudah tidak terjadi lagi gempa.
Awal November terjadi lagi gempa dan sampai akhir bulan, sudah 46 kali gempa. Kemudian tidak terjadi gempa lagi sampai pekan kedua Januari 2022, kembali terjadi gempa.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara
Setyoajie Prayoedhie menyatakan, dengan memperhatikan berbagai hal. Mulai dari memperhatikan magnitudo, lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan bagian dari rangkaian aktivitas gempa swarm.
“Guncangan gempa swarm ini, masyarakat di Ambarawa merasakannya. Beberapa orang merasakan getaran dan benda-benda ringan yang tergantung bergoyang,” katanya.
Ia menghimbau, masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak karena gempa. Sebelum kembali kembali ke dalam rumah, periksa dan pastikan bangunan tahan gempa.
Editor : Puthut Ami Luhur