LENTERAJATENG, SEMARANG – Pemkot Semarang saat ini tengah gencar melakukan pembangunan Simpanglima kedua yang letaknya di Taman Singosari Jalan Sriwijaya. Meski progres pembangunannya mencapai 30 persen, namun Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta untuk melakukan revisi ulang atad desainnya.
Menurut Ita, sapaannya, revisi ini karena tembok taman yang dinilai pihaknya terlalu tinggi. Sehingga menutupi pandangan arah berlawan dan bisa membahayakan pengguna jalan.
” Saya lihat terlalu tinggi, tidak sesuai. Mestinya, dibuat yang bentuknya kaya terasering. Kemarin, temboknya tinggi sehingga menutupi pandangan berlawanan,” jelas Ita sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Ita juga meminta taman tersebut yang sebelumnya merupakan taman aktif dijadikan taman pasif. Taman pasif lebih cocok karena berada di tengah-tengah jalan besar. Jika dibangun taman aktif dikhawatirkan akan membahayakan para pengguna jalan.
“Selain itu, kalau taman aktif jadi kotor. Nanti buat persinggahan atau digunakan untuk hal-hal negatif. Sehingga, saya minta ada revisi untuk simpanglima kedua,” imbuhnya.
Tindaklanjut Disperkim
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali mengatakan, akan segera menindaklanjuti arahan Wali Kota Semarang untuk revisi desain. Saat ini, progres pembangunan memang sudah mencapai 30 hingga 45 persen. Dengan adanya revisi desain, perlu ada pembongkaran namun tidak secara total.
“Awalnya seperti hutan kota, tapi Bu Wali menghendaki jangan sampai hutan kota menjadikan pandangan dari sebrang Wonderia sampai sebrang warung-warung tidak kelihatan. Nanti dibongkar tapi tidak dibongkar total, disesuaikan seperti arahan Bu Wali,” ucapnya.
Setelah membangun jalur baru Jalan Sriwijaya mulai dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal, Pemkot Semarang dijelaskan Ita memang langsung menata kawasan Taman Singosari yang nantinya menjadi titik Simpanglima kedua.
Dari hasil pengamatannya, desain baru memang harus dilakukan karena tembok taman yang terlalu tinggi justru tidak mempercantik suasana taman namun justru seperti menjadi pulau baru. (IDI)