LENTERAJATENG, UNGARAN – Permainan tradisional kini makin tergerus zaman dan penting untuk dilestarikan. Seperti yang sedang dilakukan komunitas plintengan atau ketapel yang mengadakan ‘dolanan bareng’ atau bermain bersama.
Puluhan warga dari berbagai kota kemudian adakan latihan di Gardu Pandang Cuntel Hill, Kopeng, Kecamatan Getasan. Kegiatan dolanan bareng ini juga sebagai ajang silaturahmi antar anggota.
Adanya latihan plintengan di area wisata di Cuntel juga untuk memperkenalkan kembali permainan tradisionalkepada khalayak umum. Bahkan pengunjung yang datang ke Cuntel Hill juga bisa mencoba bermain plintengan.
“Di Cuntel ini memang baru pertama kali kami laksanakan latihan bareng. Di samping itu kita juga coba sosialisasikan dan perkenalkan permainan tradisional ini pada pengunjung yang lain, ” ungkap pengelola Gardu Pandang Cuntel Hill, Triyono, pada Minggu (18/12/2022).
Meski sering terlupakan, permainan ketapel atau plintengan ini sudah banyak diminati oleh masyarakat. Salah satunya dengan adanya beberapa event dan turnamen plintengan yang diadakan baik tingkat kabupaten/kota maupun nasional.
Pada acara latihan plintengan kali ini, banyak komunitas yang datang dari jauh. Komunitas yang berpartisipasi turut datang dari berbagai kota seperti Kendal, Boyolali, Semarang, Magelang, dan Demak.
“Kegiatan tersebut juga sekaligus memperkenalkan potensi yang ada di Cuntel ini. Walaupun Cuntel itu dusun, namun potensi wisatanya disini sangat banyak dan bagus untuk dikunjungi, ” jelasnya.
Triyono berharap dengan adanya latihan tersebut bisa melestarikan permainan tradisional tersebut. Tidak hanya dimainkan oleh orang dewasa, anak kecilpun bisa bermain.
Banyak Komunitas Tersebar, Permainan Tradisional Makin Tergerus
Sementara itu anggota Komunitas Ketapel Serasi Kabupaten Semarang, Yohanes Dwi, mengungkapkan saat ini plintengan dan ketapel banyak diminati oleh masyarakat. Selain itu juga sudah banyak komunitas-komunitas ketapel yang sudah tersebar bahkan di Jawa Tengah.
“Kali ini sifatnya hanya latihan dan silaturahmi. Mungkin kedepannya nanti kita akan adakan latihan rutin,” katanya.
Ia menambahkan terdapat beberapa challenge yang akan dilakukan peserta. Jika bisa melalui challenge tersebut, peserta bisa mendapatkan hadiah.
Salah satu peserta asal Salatiga, Bagus Suharto, ia bermain ketapel tersebut berawal dari coba-coba setahun yang lalu saat ia mengikuti pelatihan di Salatiga.
Menurutnya, hal yang paling penting untuk bermain plintengan atau ketapel dapat mengatur tinggi rendahnya peluru saat akan membidik sasaran. Selain itu kemampuan untuk memperkirakan kencangnya hembusan angin karena akan mempengaruhi tembakan.
“Dulu pertama kali mencoba malah tidak kena sasaran. Tapi akhirnya setelah latihan setiap hari jadi bisa,” tutupnya.