LenteraJateng, GROBOGAN – Perlu inovasi kesenian dan budaya tradisional agar tetap lestari. Anggota DPRD Jateng Abang Baginda Muhammad MH mengajak seniman dan masyarakat Grobogan melakukan inovasi dalam kesenian dan budaya tradisional.
Tujuannya, tetap lestari dan berbagai generasi bisa menikmatinya. Selain, menyesuaikan dengan kondisi dan suasana pandemi Covid-19 di mana tidak bisa sama seperti dulu ketika menggelar kegiatan.
Pelaku seni tradisional, bisa memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini dengan menggunakan alat-alat yang sederhana dan bisa operasionalkan dengan mudah. Sehingga tetap bisa menyaksikan dan menikmatinya, meski tidak hadir langsung di lokasi pementasan.
“Grobogan yang kini berada di level 2 PPKM, kondisi sudah mulai normal dan sudah mulai memberi sedikit demi sedikit kelonggaran. Sehingga perekonomian menjadi hidup lagi, meskipun harus tetap memperhatikan protokol kesehatan,” kata Baginda dalam Dialog Media Tradisional DPRD Jateng dan Pagelaran Seni Ketoprak di Aula SMA Negeri 1 Wirosari, Grobogan, Sabtu (12/3/2022).
Anggota Komisi C DPRD Jateng itu menyampaikan, pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi secara nasional tapi internasional. Untuk di bidang kesenian dan pariwisata, seniman dan masyarakat harus berperan bersama agar ekonomi dan budaya sama-sama bangkit.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya & Pariwisata Ngadino mengatakan, kesenian tradisional saat ini memang menghadapi tantangan yang cukup berat. Namun, pihaknya tetap menghimbau masyarakat untuk mematuhi aturan pemerintah soal pencegahan Covid -19.
Kesenian yang mati suri saat ini merupakan akibat dampak pandemi yang cukup besar sehingga membuat para seniman sangat kesulitan untuk berinovasi.
“Terimakasih kepada pihak pemerintah provinsi telah membantu untuk menggerakkan perekonomian lagi, khususnya pada kesenian melalui kegiatan Media Tradisional ini,” tutur Ngadino.
Pandemi Justru Membuat Seniman Grobogan Bangkit, Perlu Inovasi Kesenian dan Budaya
Sementara Pengelola Ketoprak Humor Campursari Mlongok Grobogan Denok menyatakan, kelompok seninya merupakan sekumpulan kaum muda yang ingin ikut serta agar seni ketoprak tetap eksis. Ia menilai, kondisi pandemi justru membuat para seniman di Grobogan semakin solid untuk bergerak bangkit bersama.
Sejak pandemi Denok mengakui, penghasilan para seniman terjun drastis karena tidak adanya panggilan pentas. Namun, kreasi kelompok seni Mlongok dapat menyalurkan dengan memanfaatkan teknologi digital melalui berbagai media sosial.
“Sejak pertengahan 2021, kami sudah membuat channel YouTube dengan akun Mlongok channel dan bagusnya antusias masyarakat masih ada. Terhitung dari awal kami membuat channel, kurang lebih sudah ada 2 ribu pengikut,” kata Denok.
Dalam rangkaian Dialog Metra itu, digelar kesenian ketoprak humor. Kesenian itu diyakini asli Grobogan.(Adv-Anf/PTT)