LenteraJateng, SEMARANG – Kopda Muslimin perintahkan untuk tembak sang istri di kepala tak dihiraukan oleh Sugiyono alias Babi. Ia mengaku tak tega untuk menembak Rina Wulandari hingga tewas.
“Suruh menghabisi nembak kepala, tapi jangan sampai kena anaknya. Saya nggak mau. Nggak tega. Jadi nembak perut,” kata Babi saat dimintai keterangan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Akibat tembakan yang tidak sesuai instruksi itu, Kopda Muslimin sempat memarahinya. Kemudian ia dan tersangka lainnya, Sirun, diminta kembali untuk melakukan penembakan ulang.
“Disuruh tembak lagi. Jadi balik lagi untuk tembak yang kedua kali,” bebernya.
Tak hanya itu, penembakan tersebut harusnya terjadi saat istri Kopda Muslimin keluar dari rumah. Tepatnya, sebelum korban berangkat menjemput anaknya dari sekolah.
“Rencana penembakan sebelum jemput. Tapi kehilangan jejak pas mengikuti,” lanjutnya.
Perintah penembakan awalnya tidak terencana pada hari itu. Tersangka lainnya, Agus alias Gondrong mengaku rencana awal adalah hendak ambil uang muka untuk aksi penembakan.
“Pagi waktu berangkat rencananya mau ambil DP, dekat masjid besar. Setelah itu perintah (Kopda Muslimin) berubah eksekusi,” tambah Gondrong.
Usai melakukan aksi penembakan, keempat tersangka yakni Babi, Sirun, Agus alias Gondrong dan Ponco kabur melarikan diri. Babi dan Sirun bahkan sempat mengalami kecelakaan di turunan Sigar Bencah, Tembalang.
Baru sekitar pukul 15.00 WIB, Kopda Muslimin menghubungi untuk menyerahkan uang imbalan sebesar Rp 120 juta. Usai menyerahkan upah tersebut, Kopda Muslimin melarikan diri.
Berbagai Cara Untuk Habisi Nyawa Rina, Perintah Kopda Muslimin Tembak Istri di Kepala
Gondrong mengaku jika awalnya ia menyarankan untuk menggunakan racun kecubung. Ide ini ia sarankan kepada Kopda Muslimin lantaran ia dulu sering meminum air tersebut.
Namun, karena tak tega, Kopda Muslimin mengurungkan niatnya untuk meracun sang istri. Kopda Muslimin kemudian meminta Gondrong untuk melakukan rekayasa perampokan di rumahnya dan menusuk sang istri hingga tewas.
“Uang pertama Rp 200 juta, kata saya kurang. (Kopda Muslimin) terus bilang, pura-pura rampok aja rumah. Ambil entah apa aja, saya ikhlas katanya,” tuturnya.
Untuk aksi rekayasa perampokan tersebut, Gondrong enggan melakukanya. Ia justru meminta kepada Kopda Muslimin menambah bonus mobil Yaris.