LenteraJateng, SEMARANG – Penanganan stunting butuh biaya yang sangat besar. Maka, Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi ajak musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) menjadi orangtua asuh bagi para penderita stunting.
“Pemerintah Kota Semarang melalui DKK (Dinas Kesehatan Kota) telah memberikan bantuan kepada anak-anak stunting dengan memberikan makan tiga kali sehari selama dua bulan. Namun hal tersebut tidak mungkin akan berlanjut terus mengingat biaya yang sangat besar,” kata Tia Hendi, sapaan akrabnya.
Oleh karena itu, Tia Hendi bersama Pemkot Semarang kemudian meluncurkan program SI BENING (Semua Ikut Bergerak bErsama meNangani stuntING). Harapannya, program ini dapat bersama-sama terjalin oleh Muspika sebagai orangtua asuh.
“Jika di lingkungan terdapat anak yang kurus dan terlihat kurang tumbuh kembangnya ya mari kita bantu agar menjadi sehat. Intinya kita harus bergerak bersama,” tegas Tia.
Tia berharap bantuan dari Pemkot Semarang bisa terus berjalan oleh stakeholder yang lain dalam rangka bersama-sama mengatasi persoalan stunting di Kota Semarang.
Selain mengupayakan penurunan angka stunting, Pemkot Semarang melalui dinas terkait lainnya seperti Dinas Pengendalian Penduduk dan KUA juga melakukan tindakan preventif dengan cara mendampingi dan mengedukasi catin (calon pengantin) maupun ibu hamil mengenai stunting.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Kota Semarang, Lilik Faridah menambahkan, untuk penanganan stunting memang butuh biaya besar, maka peran masyarakat sangat perlu. Termasuk memberikan edukasi terhadap orangtua.
“Stunting telah menjadi isu nasional dan harus dilakukan pencegahan bersama-sama. Sehingga penting kita cegah melalui edukasi, mulai dari pemberian makanan dan pola asuh yang baik,” tambahnya.
Sebelumnya, Pemkot Semarang telah membentuk program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) di 16 kecamatan. Program DASHAT berupa pemberian makanan tambahan, penempatan petugas surveilans kesehatan (Gasurkes) di setiap kelurahan, dan pemantauan ibu hamil.
Berbeda dengan DASHAT yang menggunakan anggaran dari pemerintah, Pemkot Semarang luncurkan program SI BENING dengan melibatkan masyarakat. Antara lain CSR, dukungan swasta dan gotong royong warga serta Muspika.