LenteraJateng, SEMARANG – Pasar malam meriahkan tradisi kungkum malam 1 Suro di Tugu Soeharto. Sejak siang, para pedagang memadati jembatan hingga kampung Kalipancur.
Sedikitnya puluhan lapak berjajar di sepanjang jalan tersebut. Mulai dari makanan, pakaian, mainan dan lain sebagainya dijajakan di lokasi.
Ketua Karang Taruna setempat, Vino Prasetyo (18) mengaku jika pasar malam ini sebagai perayaan malam 1 Suro.
“Yang jualan di sini banyak. Ada sosis, jagung, pakaian, terus seperti atribut-atribut Jawa juga,” kata dia, saat LenteraJateng temui di lokasi, Jumat (29/7/2022) malam.
Beserta anggota Karang Taruna lainnya, ia sengaja membuat gapura yang berhiaskan wayang dan ornamen bambu untuk menyambut warga dan pengikut tradisi kungkum yang datang.
“Setahun sekali pasar malamnya dimulai dari jam 13.00 WIB. Sampai nanti sekitar jam 03.00 pagi,” lanjut pemuda yang baru lulus sekolah menengah kejuruan (SMK) itu.
Karang Taruan Berjaga, Pasar Malam Meriahkan Tradisi Malam 1 Suro
Selain membuka pasar malam untuk meriahkan tradisi di Tugu Soeharto ia juga menempatkan personil Karang Taruna untuk berjaga di sekitar lokasi dan memarkirkan kendaraan.
“Kendaraan yang masuk ada 500an lebih. Yang jaga dari kami saja, ada 30 orang,” tandasnya.
Warga yang hendak menonton ritual kungkum malam 1 Suro terlihat memadati jembatan. Tak sedikit dari mereka yang berhenti untuk membeli makanan maupun barang lainnya.
Dari atas, warga bisa melihat orang masuk ke air meski kondisi sungai cukup gelap.
Diberitakan sebelumnya, ritual kungkum pada malam 1 Suro rutin berlangsung di Tugu Soeharto sejak tahun 1965. Lokasinya berada tepat di pertemuan Kali Kreo dan Kali Garang.
Masyarakat penganut aliran kejawen percaya jika pertemuan dua sungai atau tempuran dapat memberikan berkah bagi siapa saja yang kungkum atau berendam.
Yang unik dari pertemuan dua sungai di Tugu Soeharto adalah suhu yang berbeda dari alirannya. Aliran dari Kali Kreo, Gunungpati akan terasa hangat. Sedangkan aliran dari Kali Garang lebih dingin.