LenteraJateng, SEMARANG – Microlibrary Warak Kayu tonjolkan entitas lokal Kota Semarang. Mengusung tema bangunan ramah lingkungan, perpustakaan di tepi Kali Semarang ini tampak hangat dengan warna khas kayu kecoklatan.
SHAU (Suryawinata Haizelman Architecture Urbanism) Indonesa adalah perancang arsitektur bangunan unik ini. Sedangkan pasokan kayu didapatkan dari PT Kayu Lapis Indonesia menggunakan hasil olahan kayu limbah pabrik yang sudah tidak terpakai.
Microlibrary Warak Kayu bahkan mencuri perhatian dunia dengan mendapat penghargaan pada Architizer A+ Awards 2020 untuk kategori bangunan perpustakaan terpopuler.
Material bangunan ini menggunakan kayu Bangkirai, Kerudung, Meranti, dan White Oak sebagai lantai. Adapun lahan yang berada tepat di sebelah Taman Kasmaran ini adalah milik Pemerintah Kota Semarang.
Pustakawan di Microlibrary Warak Kayu, Ariella Novianty Tangguh menyampaikan, melihat minat literasi anak-anak cukup rendah, SHAU Indonesia kemudian membangun perpustakaan ini. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar, microlibrary berfungsi seperti sebuah mobil pintar, namun tidak berpindah lokasi.
Lala, sapaan akrabnya menjelaskan, inspirasi nama Warak Kayu tersemat pada dinding perpustakaan. Bentuk wajik atau belah ketupat sebagai dinding menyerupai sisik Warak.
“Seperti yang kita tahu, Warak adalah hewan mitologi dari Semarang. Kenapa Kayu, karena 90 persen bangunan ini menggunakan kayu,” kata Lala, pada Jumat (8/7/2022).
Perpustakaan yang resmi buka sejak Agustus 2020 itu menggunakan konsep rumah panggung, sehingga bangunan atas dan bawah bisa berfungsi untuk pengunjung. Juga terdapat ayunan di lantai dasar dan jaring-jaring di lantai atas yang menarik minat baca anak-anak.
“Jadi ketika anak-anak datang ke sini, nggak harus dipaksa sama orang tuanya buat naik. Mereka punya keinginan sendiri buat naik ke atas,” jelasnya.
Koleksi Bacaan Fiksi dan Buku Anak-Anak, Microlibrary Warak Kayu Tonjolkan Entitas Lokal
Di perpustakaan Warak Kayu lanjut Lala, terdapat ratusan koleksi bacaan fiksi dan buku untuk anak-anak. Koleksi buku didapat dari Arkatama Isvara Foundation dan sejumlah donasi dari para pengunjung.
“Koleksi buku kami sesuaikan klasifikasi buku DDC (Dewey Decimal Classification) dari 000-999 ada semua. Tetapi yang paling banyak memang novel dan buku anak-anak bergambar. Untuk donasi, kami lakukan sortir buku terlebih dahulu,” paparnya.
Microlibrary Warak Kayu buka setiap Senin – Sabtu mulai pukul 08.00 hingga 15.30 WIB. Pada jam 12.00 – 13.00 perpustakaan akan tutup sementara.
“Kami buka Senin sampai Sabtu. Perpustakaan tutup di hari Minggu dan tanggal merah saja,” tutup Lala.