LENTERAJATENG, SEMARANG – DPRD Kota Semarang mendorong Pemerintah setempat melakukan operasi pasar jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Hal itu mengantisipasi lonjakan harga yang tinggi jelang hari raya.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Wahyoe Winarto meminta, Pemkot setempat mulai turun tangan berupaya agar harga pangan jelang Nataru tetap stabil. Kenaikan harga bahan pokok memang kerap terjadi, jelang hari besar seperti Idul Fitri ataupun Nataru.
“Kalau jelang hari besar, harga memang mengalami kenaikan. Karena permintaan tentu mengalami peningkatan,” kata Liluk, sapaan akrabnya, Senin (16/12/2024).
Menurutnya, Pemkot Semarang perlu melakukan langkah antisipasi dengan melakukan operasi pasar. Selain untuk menjaga daya beli masyarakat bisa terjaga, operasi pasar bisa menyetabilkan garga sehingga harga komoditi pangan tidak terlalu melonjak tajam.
“Antisipasi perlu dilakukan dengan operasi pasar, tujuannya agar daya beli masyarakat bisa terjaga. Dinas bersama DPRD bisa turun ke lapangangan untuk meninjau langsung harga di pasaran,” tuturnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Bambang Pramusinto mengakui, adanya beberapa kenaikan harga komoditi bagan pangan.
Berdasarkan data sistem pemantauan harga pangan (Si Harpa), ada kenaikan di beberapa sektor komiditi antara lain harga beras premium naik 4 persen, harga beras medium juga naik 2,5 persen.
Kenaikan juga terjadi juga pada daging sapi dan telur ayam. Begitu pula daging ayam serta bawang putih, yang naik 4 persen. Sementara untk cabai keriting naik 10 persen, dan cabai rawit 12 persen.
Menurut dia, kenaikan tersebut masih wajar dan relatif terjangkau bagi masyarakat.
“Misalnya beras, kenaikannya masih wajar dan kita pastikan stoknya juga cukup,” tambahnya.
Sementara untuk operasi pasar, kata dia, akan dilakukan dalam waktu dekat dengan memberdayakan aparatur dari Kelurahan dan Kecamatan untuk memantau langsung dipasar-pasar tradisional yang ada di wilayah.
“Operasi pasar tentu ada, konsep dari Bu Wali memberdayakan lurah dan camat, nanti kita akan lakukan monitoring,” tambahnya.
Kenaikan harga, yang terjadi akibat adanya permintaan yang tinggi serta pengaruh dari musim hujan. Khususnya, bagi cabai atau sayuran lainnya yang membuat hasil panen berkurang.
“Permintaannya tinggi, tapi faktor lainnya karena cuaca yang pengaruh ke hasil panen, serta dampaknya ke distribusi barang,” katanya