LENTERAJATENG, SEMARANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah luncurkan aplikasi berbasis virtual dan podcast digital.
Aplikasi yang dinamai ‘Virtu’ merupakan rangkaian tour atau kunjungan virtual di KPU Jateng terkait kepemiluan. Sedangkan podcast yang dinamai ‘Votecast’ akan membuka topik-topik seputar kepemiluan.
Ketua KPU Jateng, Paulus Widiantoro menuturkan, aplikasi Virtu terinspirasi ketika pandemi terjadi.
“Jadi pada saat tidak ada kunjungan mahasiswa, dari pelajar, ada kebutuhan itu untuk pendidikan. Kemudian kami gagas kunjungan itu virtual. Tidak perlu datang fisik,” kata dia saat peluncuran aplikasi Virtu di Kantor KPU Jateng, Jumat (31/3/2023).
Ia melanjutkan, konsep kunjungan virtual ini agar lembaga penyelanggara pemilu dapat menyajikan informasi secara terbuka kepada masyarakat.
“Kami menganalogikan dir kira semacam swalayan. Orang mau kebutuhan apa tidak perlu datang sudah bisa diambil kesitu, Virtu kesana arahnya,” imbuhnya.
Adapun informasi yang termuat di aplikasi Virtu yakni informasi seputar kepemiluan, baik hasil-hasil pemilu maupun sejarahnya kepemiluan.
“Nah itu untuk mengantisipasi sekolah-sekolah dari luar Semarang yang kesulitan kesini, bisa langsung ke Virtu,” bebernya.
Selain itu, pihaknya juga meluncurkan rubrik Votecast. Votecast akan memuat tanya jawab dan bincang-bincang seputar kepemiluan melalui podcast.
“Jadi nanti narasumbernya kami ambil dari penyelenggara pemilu, dari masyarakat, akademisi, dan tokoh-tokoh yang bicara mendalam tapi singkat di kepemiluan,” jelas Paulus.
Pada kesempatan yang sama, Agus Melas, Komisioner KPU RI yang turut hadir dalam peluncuran tersebut mengapresiasi dua program inovasi yang dilakukan oleh KPU Jateng
“Dua program ini relevan di kegiatan kampanye ke depan. Misalnya di Pemilu 2024 nanti hampir 60 persen kalo usia pemilih pemula 17-39 tahun itu proporsinya 55 – 60 persen dari pemilih di Indonesia,” tambahnya.
Menurutnya, kelompok ini menjadi lapisan dominan. Pada aplikasi virtual ini harapannya memuat bukan saja tentang sejarah dan semacam simulasi bagi anak-anak muda.
“Termasuk ketika Votecast itu kan sebenarnya kalau kita lihat di Twitter, kan banyak anak-anak muda berkontribusi untuk membicarakan isu, topik, dan masalah. Nah sekarang isu tersebut dibawa dan dikupas tuntas di dalam jantung penyelenggara, yaitu di KPU,” tutupnya.