LENTERAJATENG, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang tetap berlakukan protokol kesehatan (prokes) meski pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) resmi dicabut.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moch Abdul Hakam. Ia menyampaikan, pemberlakuan prokes tetap berjalan sesuai aturan meski PPKM telah resmi dicabut. Mengingat, pandemi masih belum usai.
“Artinya untuk pembebasan kegiatan masyarakat secara peraturan sudah tidak diatur pemerintah. Namun menggunakan masker di tempat tertutup apalagi ada banyak orang, tetap kita lakukan,” kata Hakam saat ditemui di kantornya, Selasa (10/1/2023).
Masker kemudian menjadi barrier atau benteng agar virus tidak menyebar.
“Jangan sampe virus yang masuk banyak. Kalau di luar, ada udara, ada matahari itu nggak masalah,” lanjutnya.
Masih berlakunya prokes ini, bukan tanpa alasan. Hakam menegaskan, status pandemi masih belum dicabut.
Menurut Hakam, bahkan negara penyetok vaksin terbanyak masih mencatat kasus Covid-19 tertinggi.
“Seperti di China dan Korea. Ternyata disana masih banyak yang belum vaksin,” terangnya.
Hakam mengungkapkan, vaksinasi booster kedua juga masih berlaku bagi warga lanjut usia (lansia). Sejauh ini, vaksinasi booster kedua mencapai 37 – 40 persen. Sedangkan booster pertama di angka 68 persen.
“Sentra vaksin masih buka, puskesmas ada, di PSC sebelah rumah dinas Wali Kota ada sampai jam 21.00 WIB,” jelas Hakam.
Vaksin yang tersedia saat ini ada 5 ribu dosis dengan jenis Pfizer.
Selain itu, Kementerian Kesehatan masih mengintruksikan untuk melakukan pemeriksaan antibodi. Harapannya, tingkat penularan bisa terdeteksi.
“Kalau antibodi diperiksa tinggi, artinya booster jalan. Kalau nanti ada mutasi varian virus juga terdeteksi,” papar Hakam.
Hingga hari ini, tercatat masih ada tiga pasien Covid-19 di Kota Semarang yang dirawat di rumah sakit.
Kendalikan Covid-19 Dengan Baik, Kota Semarang Tetap Berlakukan Prokes
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan pencabutan status PPKM pada Jumat, (30/12/2022).
“Indonesia termasuk negara yang dapat mengendalikan pandemi Covid-19 dengan baik termasuk aktivitas ekonominya,” kata Jokowi.
Kebijakan gas dan rem untuk menyeimbangkan kesehatan dan ekonomi dinilai menjadi kunci keberhasilan bersama. Kemudian, dalam beberapa bulan terakhir, kondisi penyebaran virus Covid-19 juga semakin terkendali.