LenteraJateng, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terus memantau stok bahan pokok yang ada di pasaran. Ia meminta para pedagang tidak mencari untung dengan menaikkan harga secara berlebihan menjelang Ramadan dan Lebaran.
“Saya ingatkan menjelang Ramadan sebisa mungkin kalau mau mremo (menaikkan harga) jangan kebangetan. Kita ini lagi sama-sama susah menghadapi pandemi Covid-19. Mudah-mudahan tetap bisa berjualan, untung-untung sedikit, kalau mau naik ya sedikit-dikit, yang penting masyarakat punya daya beli,” kata Hendi, sapaan akrabnya saat tinjauan ke Pasar Bulu, Rabu (16/3/2022).
Menurutnya, sejauh ini stok bahan pokok masih aman. Hanya saja, Hendi masih menerima keluhan terkait stok minyak goreng, untuk itu ia memastikan pasokan tetap terjaga.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nurkholis mengatakan, laporan dari kepala pasar setempat, sejumlah bahan pokok memang mengalami kenaikan satu bulan menjelang Ramadan.
Misalnya, harga telur saat ini mencapai Rp 22 ribu dari sebelumnya Rp 18 ribu rupiah. Demikian pula harga komoditas lainnya juga ada yang mengalami kenaikan.
“Nanti kami akan lakukan koordinasi lintas sektor termasuk TNI-Polri untuk pemantauan harga, termasuk nanti memantau di tingkat distributor. Dengan begitu akan kami ketahui permasalahannya apakah di tingkat distributor atau di bawahnya,” jelasnya.
Meski beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, Nurkholis mengatakan, sejauh ini ketersediaan barang masih aman, kecuali minyak goreng.
“Kalau untuk minyak goreng, hampir tiap hari kami lakukan operasi pasar,” tegasnya.
Sementara, Kepala Cabang Rajawali Nusindo selaku distributor minyak goreng Dwi Hatmoko menyebut, pihaknya mendistribusikan 300 – 450 karton minyak atau sebanyak 5400 liter untuk tiap pasar yang ada di Kota Semarang. Distribusi tersebut dilakukan setiap hari agar tidak terjadi kelangkaan di pasaran.
“Kami berpindah-pindah di beberapa tempat agar minyak benar-benar ada di pasar sehingga masyarakat bisa membeli minyak dengan harga terjangkau. Kami memberi harga Rp 13.500 maka pedagang harapannya tidak menjual lebih dari RP 14 ribu per liter,” tandasnya
Editor: Puthut Ami Luhur