LenteraJateng, SEMARANG – Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) bangun pengolahan air limbah terintregrasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
Pembangunan melalui Ditjen Cipta Karya ini untuk meningkatkan layanan sanitasi, sehingga tidak membuang langsung ke sungai maupun tanah.
Tujuannya, memberikan layanan sanitasi skala kawasan dan sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan oleh air limbah industri maupun domestik.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan kawasan industri ini sebuah pola baru. Karena menggunakan tanah negara dan penyediaan fasilitas oleh pemerintah.
Antara lain, jalan, air, sanitasi dan perumahan sehingga investor yang datang hanya perlu membangun pabrik dan langsung beroperasi.
Secara teknis, skema pengolahan air limbah KIT Batang menggunakan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor.
Caranya, mengalirkan air limbah domestik dan industri yang telah melalui pengolahan awal (pretreatment) melalui jaringan perpipaan untuk diolah ke IPAL terintegrasi.
Sehingga menghasilkan standar influen (baku mutu) sebelum melakukan daur ulang maupun mengalikannya ke sungai. IPAL terintegrasi ini memiliki kapasitas 18.000 meter kubik per hari, di mana lengkap dengan jaringan perpipaan air limbah sepanjang kurang lebih 18 kilometer.
Instalasi ini lengkap dengan manhole, bak kontrol serta beberapa pompa wet pit.
Lama dan Besaran Anggaran, Kementerian PUPR Bangun Sistem Pengolahan Air Limbah Terintegrasi
Pekerjaan IPAL terintegrasi beserta jaringan perpipaan air limbah KIT Batang Fase pertama seluas 450 hektare mulai kerjakan sejak kontrak 15 Desember 2021 dan targetkan selesai 14 Desember 2023.
Anggaran bersumber dari APBN 2021-2023 senilai Rp 341,7 miliar untuk pekerjaan fisik dan konsultan manajemen konstruksi senilai Rp 8,7 miliar.
Kementerian PUPR juga memulai pembangunan infrastruktur persampahan untuk meningkatkan layanan sanitasi KIT Batang berkapasitas 35 ton per hari.
Pembangunan ini berbarengan dengan pekerjaan IPAL dengan biaya sebesar Rp 20 miliar.
Untuk permukiman, Kementerian PUPR juga menyiapkan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minun (SPAM) berkapasitas 285 liter per detik.
Pembangunan KIT Batang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan pemulihan ekonomi nasional akibat Pandemi Covid-19. Juga sebagai pengembangan kawasan ekonomi baru di wilayah Batang khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.